Manado – Kerinduan melahirkan kembali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Guru pengganti Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang sudah dibubarkan pertengahan tahun 1990.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas guru yang merupakan faktor utama penentu keberhasilan fasilitasi pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Asiano G Kawatu angkat bicara soal tersebut.
“Kita mesti tahu bahwa undang-undang sudah membagi habis pekerjaan kita. Kalau pendidikan tinggi termasuk kurikulum ada pada pemerintah pusat. Nah kalau mengacu dari aturan yang ada membentuk kurikulum bukan kewenangan pemerintah daerah, sehingga kita mesti menyesuaikan dengan aturan dari pusat,” kata Kawatu, kepada sejumlah wartawan.
Ditambahkan Kawatu, usulan sedemikian hanya pemerintah pusat yang mesti menjawab. Meski begitu, jika memang menjadi kenyataan, kajian akademik sangat diperlukan untuk mempertimbangkan pendirian SMK Pendidikan Guru pengganti SPG.
“Kalau memang betul-betul diwacanakan dan dipandang secara bagus, tentu mesti ada kajian akademik dulu. Sehinga mungkin ada pandangan-pandangan stakeholder itu menjadi masukan kepada pemerintah pusat. Kalau dikaji sedemikian rupa dan boleh, akan keluar aturan yang mendukung,” paparnya.
Sementara menurut Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Manado, Yulien Wantania, kehadiran SMK Pendidikan Guru bisa menjadi awal mengasah kualitas calon guru sehingga bisa berkompeten.
“Banyak ilmu yang bisa didapat calon guru pada sekolah menengah kejuruan pendidikan guru, sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi pendidikan guru. Dan diketahui, guru berkualitas saat ini asalnya dari lulusan SPG,”ujar Wantania.
Wantania prihatin kondisi pendidikan saat ini karena begitu mudah seseorang menggenggam profesi guru. Untuk itu dirinya mengusulkan agar Pemerintah kembali menghadirkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Guru.
“Kalau mau guru yang berkualitas, SMK Pendidikan Guru dinanti. Kompetensi guru akan meningkat akan menghasilkan guru berkualitas karena kita memanusiakan manusia bukan memperbaiki laptop yang rusak,” tandas Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Katolik St Thomas Aquino Manado ini. (***/risatsanger)
Manado – Kerinduan melahirkan kembali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Guru pengganti Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang sudah dibubarkan pertengahan tahun 1990.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas guru yang merupakan faktor utama penentu keberhasilan fasilitasi pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Asiano G Kawatu angkat bicara soal tersebut.
“Kita mesti tahu bahwa undang-undang sudah membagi habis pekerjaan kita. Kalau pendidikan tinggi termasuk kurikulum ada pada pemerintah pusat. Nah kalau mengacu dari aturan yang ada membentuk kurikulum bukan kewenangan pemerintah daerah, sehingga kita mesti menyesuaikan dengan aturan dari pusat,” kata Kawatu, kepada sejumlah wartawan.
Ditambahkan Kawatu, usulan sedemikian hanya pemerintah pusat yang mesti menjawab. Meski begitu, jika memang menjadi kenyataan, kajian akademik sangat diperlukan untuk mempertimbangkan pendirian SMK Pendidikan Guru pengganti SPG.
“Kalau memang betul-betul diwacanakan dan dipandang secara bagus, tentu mesti ada kajian akademik dulu. Sehinga mungkin ada pandangan-pandangan stakeholder itu menjadi masukan kepada pemerintah pusat. Kalau dikaji sedemikian rupa dan boleh, akan keluar aturan yang mendukung,” paparnya.
Sementara menurut Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Manado, Yulien Wantania, kehadiran SMK Pendidikan Guru bisa menjadi awal mengasah kualitas calon guru sehingga bisa berkompeten.
“Banyak ilmu yang bisa didapat calon guru pada sekolah menengah kejuruan pendidikan guru, sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi pendidikan guru. Dan diketahui, guru berkualitas saat ini asalnya dari lulusan SPG,”ujar Wantania.
Wantania prihatin kondisi pendidikan saat ini karena begitu mudah seseorang menggenggam profesi guru. Untuk itu dirinya mengusulkan agar Pemerintah kembali menghadirkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Guru.
“Kalau mau guru yang berkualitas, SMK Pendidikan Guru dinanti. Kompetensi guru akan meningkat akan menghasilkan guru berkualitas karena kita memanusiakan manusia bukan memperbaiki laptop yang rusak,” tandas Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Katolik St Thomas Aquino Manado ini. (***/risatsanger)