Boiler pada pembangunan Bandara Miangas yang seharusnya diisi dengan beton, tapi malah diisi dengan menggunakan Batu
Manado – Diduga sarat dengan Korupsi, pembangunan Bandar Udara (Bandara) disoal. Aktivis anti Korupsi, Berty Lumempouw dalam press release yang dikirimkan ke redaksi BeritaManado.com, mengatakan dalam investigasinya ditemukan sejumlah kejanggalan yang mengarah pada praktek Korupsi dalam proyek pembangunannya.
“Salah satu yang kami temukan kejanggalan pada pengerjaan Boiler Bandara, yang seharusnya diisi Beton tapi hanya diisi dengan batu, sedangkan dalam pengerjaanya Geotextil juga tak dipasang. Patut diduga dengan indikasi kuat ada praktek Korupsi yang dilakukan Kontraktor Pilar Dasar Membangun JO Wika (PDM-WIKA) pada pengerjaan proyek tersebut,” ujar Lumempouw.
Lumempouw yang saat ini sudah berada di Jakarta mengaku sudah mengantongi sejumlah dokumen data pengerjaan proyek yang memenuhi unsur dugaan unsur korupsi untuk dilaporkan ke KPK RI.
“Data dari investigasi telah kami peroleh, memang banyak kejanggalan, akan kami laporkan ke KPK RI untuk diungkap. Dari dugaan Korupsi yang dilakukan kontraktor diprediksi akan menimbulkan efek berbahaya bilamana Bandara tersebut difungsikan,” tegas Lumempouw.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perhubungan Sulut, Joy Oroh mengaku tak mengetahui soal pengerjaan teknis pembangunan Bandara Miangas. “Saya tak tahu, kalau soal pengerjaan teknisnya langsung ke pengelola Bandara Talaud dan satker yang bersangkutan. Kalau Dinas perhubungan hanya pada wilayah pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara,” ujar Oroh kepada BeritaManado.com.
Oroh mengatakan dana untuk pembebasan lahan tersebut berbandrol Rp4 Miliar, dan diambil dari sharing dana APBD Pemprov Sulut dengan Pemkab Talaud. (risat)