Boroko, BeritaManado.com – Pembangunan embung di Desa Tote, kecamatan Bolangitang Barat, kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) di nilai rugikan warga Bolmut.
Pasalnya, salah satu warga yang mempunyai lahan disekitar areal pembangunan embung itu, harus merelakan lahan perkebunannya terkena dampak genangan air embung.
Akibatnya, lahan tersebut tidak bisa digarap lagi.
“Di lahan itu, terdapat 11 pohon kelapa, yang saat ini sudah tidak berbuah, bahkan yang lain sudah mati, akibat genangan air dari embung tote itu,” kata pemilik lahan Sahril Hulalata.
Ia pun menerangkan hal tersebut sudah pernah ia sampaikan ke petugas pembebasan lahan untuk pembangunan embung tersebut di kabupaten Bolmut.
“Jawabannya, nanti menunggu pembebasan lahan tahap kedua. Namun sampai dengan saat ini, sudah sembilan tahun di bangunnya embung ini, tidak ada pembebasan lahan kedua.” ujarnya.
Akibatnya, lanjut dia, lahan tersebut tak bisa lagi di olah, dan tanaman didalamnya pun ikut terkena dampaknya.
Pembangunan embung tote, diketahui dilakukan sejak Tahun 2013 silam
Sahril pun mengungkapkan, sejak selesainya pembangunan Embung Tote itu, pada tahun 2013 silam, lahannya sudah tergenang luapan air.
“Sudah sekitar sembilan tahun lahan itu tidak difungsikan lagi,” jelasnya.
Terpisah, Camat Bolangitang Barat Kamil Pontoh saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti permasalahan tersebut.
“Nanti akan kami (pihak Kecamatan Bolangitang Barat) tindaklanjuti dengan menyampaikan langsung hal ini ke pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi I di Manado lebih teknisnya,” singkat Kamil.
(Nofriandi Van Gobel)