–
Mengunjungi Desa Balean, Remboken kecil di pedalaman Sulteng yang banyak dihuni warga keturunan Dotu Lumentut
Tak banyak –mungkin– yang tahu, kalau di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga saat ini, memiliki keturunan keluarga besar bermarga Lumentut, yang sejarah awal perkembangan keluarga ini berasal dari Desa Remboken di Minahasa. Keturunan keluarga besar Lumentut, yang menyebar di 13 kabupaten kota di Sulteng ini mayoritas memeluk agama Islam.
Pada Kamis (6/6/2019), saya berkesempatan mengunjungi makam tua Dotu Lumentut di Desa Balean, Kecamatan Lobu, Kab Banggai Sulteng. Sekitar 1.5 jam berkendaraan dari Kota Luwuk. Lalu, kami harus melanjutkan jalan kaki dan menyeberangi jembatan kayu kecil yang membelah sungai lebar Lobu. Setelah setengah jam berjalan kaki, tibalah kami di Desa Balean. Kemudian sekitar 15 menit mendaki bukit kecil untuk mencapai makam keramat Dotu Lumentut.
Masyarakat setempat menyebut sebagai makam “Dotu Lumentut”. Karena Dotu Lumentut merupakan sejarah awal perkembangan keturunan Lumentut di provinsi Sulteng ini. Dan jangan heran. Sejak tiba di desa Lobu dan desa Balean ini, Anda akan menemukan banyak masyarakatnya berwajah mirip orang Minahasa, atau tipikal wajah “orang” Remboken kebanyakan yang berkulit putih, mata agak sipit. Dan di banyak rumah warga, bermarga Lumentut.
Menurut Bapak Udin Lumentut, salah satu keturunan keempat dari Dotu Lumentut, awal perkembangan marga keturunan Lumentut ke Sulteng terjadi pada sekitar 100 tahun lebih yang lalu. Dotu Lumentut ketika itu adalah seorang guru, yang tiba dengan kapal dagang Belanda dari Manado ke pesisir pantai Desa Lobu.
Mengajar sambil bekerja di desa tersebut dan tinggal di Desa Lobu, Dotu Lumentut kemudian memilih tinggal menetap, dan memeluk Agama Islam karena dihantar sebuah mimpi yang dipercaya sebagai Hidayah pada sebuah malam hari. Untuk kemudian, Dotu menikahi wanita setempat. Wanita yang dinikahi Dotu adalah wanita istimewa karena anak dari Raja Kerajaan Lingketeng. Kerajaan Lingketeng sendiri merupakan kerajaan lokal bagian dari etnis Saluan, salah satu etnis terbesar di Kab Banggai. Berada di pedalaman gunnung tengah punggung Kab Banggai, antara Pagimana dan Kintom.
Dari pernikahan inilah lahirlah anak anak Dotu Lumentut berkembang, ke Buol, Toli-toli, Palu dan terbanyak beranak pinak di Poso dan Luwuk Banggai.
Meski sudah ratusan tahun keturunannya “terpisah” dengan Desa Remboken, tanah leluhurnya, namun banyak keturunan Dotu Lumentut, yang rindu mengunjungi desa di tepian Danau Tondano itu. Setiap tamu yang datang dan diketahui asal dari Manado, tak sedikit dari mereka yang bertanya atau minta dikisahkan tentang Remboken itu seperti apa. Dan ekspresi mereka pasti antusias sembari mata mengerjap haru. “Kami rindu mau ke Remboken mengunjungi tanah leluhur,” kata beberapa dari warga saat saya jumpai.
“Banyak dari kami yang sempat mengunjungi Remboken. Tapi kami tak tahu lagi keluarga di sana. Biar saja. Yang penting kami bahagia bisa tiba di tanah leluhur kami,” kisah Bapak Udin Lumentut, salah seorang dari keturunan keempat Dotu Lumentut ini.
–
Desa Balean. Remboken Kecil Rukun Damai
Saat saya tiba di Desa Balean saat itu, ada rasa kagum dan haru. Mengapa? Yah karena desa ini mirip Remboken tata desa nya. Kalau Remboken dibangun di tepi sumber air danau Tondano, nah Balean pun dibangun di dekat sumber air bernama Sungai Lobu yang melingkar hampir setengah desa berpenduduk sekitar 200 an jiwa ini. Dan bangunan masjid serta gereja berdiri berdekatan.
–
“Kami di sini hidup rukun dan damai. Seperti di Minahasa yang menjaga sekaligus menjunjung kerukunan, nilai itu leluhur kami tanamkan juga,” kata Jamil Lumentut, tokoh masyarakat Desa Balean. Terbukti, setiap ada pembangunan masjid atau gereja, warga setempat saling topang pembangunannya. Begitu juga di setiap hari raya agama. “Lihat Jo. Hari raya idul Fitri, banyak keluarga Lumentut Kristen dari Poso dan Luwuk Pasiar kamari,” kata Jamil.
Itulah sekilas kisah Dotu Lumentut dan Desa Balean sebuah desa kecil, Remboken kecil, di pelosok pedalaman Sulawesi Tengah. Desa yang dihuni keturunan awal keluarga Lumentut yang menyebar ke 13 kab kota di Sulteng. Semangat dari Tanah Toar Lumimuut yg mengusung perdamaian dan kerukunan senantiasa mereka junjung dan sebarkan di Sulteng.
Banyak dari mereka yang meski rindu ingin membangun tali silaturahmi dengan sesama keluarga Lumentut di Remboken Minahasa, tapi mengaku malu atau tak tahu harus menghubungi siapa untuk memulai silaturahmi ini.
Dino Gobel