MANADO — Berkumpulnya semua elemen dan tokoh-tokoh Nusa Utara akhir pekan lalu disebuah hotel ternama di Manado ternyata tidak direspon birokrat Nusa Utara yang memegang jabatan penting di Pemerintahan Provinsi (Pemprov). Sebut saja Drs Djouhari Kansil MPd (Kadis Diknas), Drs HR Makagansa (Asisten I), Edwin Silangen (Kadispenda) dan Drs Anwar Panawar.
“Empat birokrat handal ini juga diundang tapi herannya hingga acara selesai tidak memunculkan batang hidung mereka. Kalaupun tidak hadir seharusnya memberikan konfirmasi sedang ada tugas atau alasan apalah,” berang Drs Maurits Berhanus, ketua pelaksana forum pertemuan tokoh-tokoh Nusa Utara.
Padahal, lanjut dia, inti pertemuan ini dalam rangka menyatukan visi bagaimana kepentingan Nusa Utara ke depan. Sudah cukuplah sejak Sulut ini berdiri warga ‘kite’ selalu termarjinalkan. “Pertemuan ini sebagai bentuk keprihatinan bagaimana mengangkat derajat orang Nusa Utara. Kalau mereka tidak hadir berarti mereka tak memiliki rasa keprihatinan dong,” tanya Berhanus yang diamini sejumlah tokoh-tokoh Nusa Utara lainnya.
Senada disampaikan Tamaka Kakunsi. Bagi dia, para birokrat asal Nusa Utara diminta atau tidak sebaiknya berbaur bersama. Karena dipilihnya mereka sebagai pejabat bukan hanya segi SDM saja tetapi perwakilan rakyat Nusa Utara. “Sangat pantas kalau kemudian semua tokoh kecewa dengan ketidakhadiran mereka,” tambah mantan wartawan ini.
Hadir dalam temu tokoh Nusa Utara selain Drs Winsulangi Salindeho, Aryanti Baramuli, Hengky Baramuli, Marthinus Manoi SH, Drs Piet Hein Kuera, Robert Lahindo dan Ben Alotia. Juga turut berbaur bersama Yulisa Baramuli, Denny Wowiling, Yongkie Limen, Lendrik Takaendangen SH MH, Agus Tahendung, Sem Makaluase, Tamaka Kakunsi dan lain-lain.(nadine)
MANADO — Berkumpulnya semua elemen dan tokoh-tokoh Nusa Utara akhir pekan lalu disebuah hotel ternama di Manado ternyata tidak direspon birokrat Nusa Utara yang memegang jabatan penting di Pemerintahan Provinsi (Pemprov). Sebut saja Drs Djouhari Kansil MPd (Kadis Diknas), Drs HR Makagansa (Asisten I), Edwin Silangen (Kadispenda) dan Drs Anwar Panawar.
“Empat birokrat handal ini juga diundang tapi herannya hingga acara selesai tidak memunculkan batang hidung mereka. Kalaupun tidak hadir seharusnya memberikan konfirmasi sedang ada tugas atau alasan apalah,” berang Drs Maurits Berhanus, ketua pelaksana forum pertemuan tokoh-tokoh Nusa Utara.
Padahal, lanjut dia, inti pertemuan ini dalam rangka menyatukan visi bagaimana kepentingan Nusa Utara ke depan. Sudah cukuplah sejak Sulut ini berdiri warga ‘kite’ selalu termarjinalkan. “Pertemuan ini sebagai bentuk keprihatinan bagaimana mengangkat derajat orang Nusa Utara. Kalau mereka tidak hadir berarti mereka tak memiliki rasa keprihatinan dong,” tanya Berhanus yang diamini sejumlah tokoh-tokoh Nusa Utara lainnya.
Senada disampaikan Tamaka Kakunsi. Bagi dia, para birokrat asal Nusa Utara diminta atau tidak sebaiknya berbaur bersama. Karena dipilihnya mereka sebagai pejabat bukan hanya segi SDM saja tetapi perwakilan rakyat Nusa Utara. “Sangat pantas kalau kemudian semua tokoh kecewa dengan ketidakhadiran mereka,” tambah mantan wartawan ini.
Hadir dalam temu tokoh Nusa Utara selain Drs Winsulangi Salindeho, Aryanti Baramuli, Hengky Baramuli, Marthinus Manoi SH, Drs Piet Hein Kuera, Robert Lahindo dan Ben Alotia. Juga turut berbaur bersama Yulisa Baramuli, Denny Wowiling, Yongkie Limen, Lendrik Takaendangen SH MH, Agus Tahendung, Sem Makaluase, Tamaka Kakunsi dan lain-lain.(nadine)