MANADO – Unjukrasa yang dilakukan mahasiswa, dan buruh. Di antaranya dilakukan mahasiswa dari Ternate, Medan, Palu, Bima, dan Jakarta perlu diberikan apresiasi. Walaupun ada yang tidak menyetujui cara kekerasan yang dilakukan mahasiswa serta buruh. Namun, ternyata cara perlawanan dalam aksi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi perhatian kalangan DPR RI.
Ini kata Ketua DPD Granat Sulut, Billy Johannes, dapat dilihat dari sikap semua fraksi yang mempertimbangkan, dan mengusulkan agar tidak naik. ”Walaupun kami menyadari kelompok koalisi masih abu-abu. Kalau saja unjukrasa mahasiswa, dan buruh yang mewakili masyarakat hanya dilakukan biasa-biasa saja. Mungkin pemerintah tidak akan mendengarkan aspirasi tersebut, ”ujar Billy tegas, Senin (2/4).
”Ibarat pepatah mengatakan ‘Anjing menggonggong kafilah jalan terus. Untuk itu saya mewakili masyarakat menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa, dan buruh yang telah berjuang, dan menimbulkan banyak korban di pihak mahasiswa dan buruh. Bagaimanapun kita harus mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh mahasiswa, dan buruh. Ternyata berhasil melakukan perlawanan, sehingga BBM tidak jadi naik. Dan, perjuangan mahasiswa adalah kemenangan bagi rakyat, ”ujarnya.
Billy, mengatakan, ini juga warning bagi pemerintah agar tidak semena-mena mengambil keputusan, dan tidak ternina bobo dengan oleh kekuasaan. ”Selama ini mahasiswa tidak pernah diberi ruang oleh pemerintah. Di era Soeharto hingga Megawati organisasi kepemudaan, dan mahasiswa cukup mendapat perhatian semua organisasi. Ini tertata dalam anggaran pemerintah, dan diberi ruang dalam anggaran-anggaran APBD pemerintah. Tetapi saat ini pemerintah tidak lagi memberi perhatian.(niel)