Manado, BeritaManado.com – Festival Film Indonesia (FFI) 2017 berlangsung di Manado Sabtu (11/11/2017), Kezia Warouw bersama Deny Candra diberi kesempatan menjadi pembawa acara.
FFI dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Didik Suhardi, Ph.D bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan memainkan alat musik kolintang.
Festival Film Indonesia (FFI)sendiri merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia. FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada1960 dan 1967 dengan nama Pekan Apresiasi Film Indonesia, sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973.
Mulai Penyelenggaraan 1979, system Unggulan (Nominasi) mulai dipergunakan. FFI sempat terhenti pada tahun 1992, dan baru baru diselenggarakan kembali tahun 2004.
Pada Tahun 1966 mulai diberikan Piala Citra kepada pemenang penghargaan. Pada tahun 2017, Kota Manado Sulawesi Utara (Sulut) dipercayakan Panitia sebagai tuan rumah penyelenggara FFI.
Melalui Gubernur Sulut Olly Dondokambey merasa hal ini adalah kebanggaan dan pelaksanaan yang sangat spesial, pasalnya menjadi kebiasaan FFI dilakukan di ibu kota Negara, Jakarta.
Oleh Karena itu, Olly Dondokambey menyambut positif pelaksanaan kegiatan FFI di Kota Manado terlebih Rita Dondokambey-Tamuntuan yang juga istri Olly Dondokambey dipercayakan menjadi Ketua Panitia Lokal Penyelenggara FFI 2017.
“Hal ini merupakan bukti bahwa pemerintah Provinsi dan masyarakat Sulawesi Utara mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, sebagai salah satu destinasi menarik untuk dipromosikan dan dikunjungi,” kata Olly Dondokambey.
Olly Dondokambey Pun berharap, pelaksanaan FFI di Manado akan semakin memampukan pemerintah daerah dalam pembangunan disektor pariwisata, guna mempercepat terwujudnya Sulawesi Utara berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pusat FFI 2017 Leni Lolang mengatakan Film-film yang rilis di tahun 2017 beserta para cast & crewnya, akan bersaing memperebutkan Piala Citra.
“Dari 22 kategori yang ada, 18 adalah kategori untuk film panjang, sementara 4 lainnya untuk film pendek,” ujar Leni Lolang.
Setelah itu ada juga film animasi dan dokumenter, ada pula kategori penghargaan khusus yakni lifetime achievement dan in memoriam.
Tahun ini, film Pengabdi Setan dan Kartini meraih jumlah nominasi terbanyak. Masing-masing film tersebut meraih 13 nominasi.
Berikut Hasil lengkap nominasi dan pemenang FFI 2017 :
1. NOMINASI FILM TERBAIK
– CEK TOKO SEBELAH
– KARTINI
– PENGABDI SETAN
– POSESIF
– NIGHT BUS (pemenang)
2. NOMINASI SUTRADARA TERBAIK
– Ernest Prakasa – CEK TOKO SEBELAH
– Hanung Bramantyo – KARTINI
– Joko Anwar – PENGABDI SETAN
– Edwin – POSESIF (pemenang)
– Emil Heradi – NIGHT BUS
– Ody C Harahap – SWEET 20
3. NOMINASI PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK
– Adipati Dolken – POSESIF
– Deddy Sutomo – KARTINI
– Teuku Rifnu Wikana – NIGHT BUS (pemenang)
– Ernest Prakasa – CEK TOKO SEBELAH
4. NOMINASI PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK
– Adinia Wirasti – CRITICAL ELEVEN
– Dian Sastrowardoyo – KARTINI
– Putri Marino – POSESIF (pemenang)
– Tatjana Saphira – SWEET 20
– Sheryl Shainafia – GALIH & RATNA
5. NOMINASI PEMERAN PENDUKUNG PRIA TERBAIK
– Yayu Unru – POSESIF (pemenang)
– Alex Abbad – NIGHT BUS
– Dion Wiyoko – CEK TOKO SEBELAH
– Slamet Raharjo – SWEET 20
– Tio Pakusadewo -NIGHT BUS
6. NOMINASI PEMERAN PENDUKUNG WANITA TERBAIK
– Adinia Wirasti – CEK TOKO SEBELAH
– Cut Mini – POSESIF
– Christine Hakim – KARTINI (pemenang)
– Djenar Maesa Ayu – KARTINI
– Niniek L Karim – SWEET 20
– Widyawati – SWEET 20
– Marissa Anita – GALIH & RATNA
Penata Busana Terbaik
– Anggia Kharisma – Filosofi Kopi 2: Ben & Jody
– Dara Asvia – Sweet 20
– Gemailla Gea Geriantiana – Night Bus (pemenang)
– Isabelle Patrice – Pengabdi Setan
– Retno Ratih Damayanti – Kartini
Penata Rias Terbaik
– Cherry Wirawan – Night Bus (pemenang)
– Cherry Wirawan, Dian Anggraini – Gerbang Neraka
– Cika Rianda – Posesif
– Darwyn Tse – Pengabdi Setan
– Darto Unge – Kartini
Pengarah Artistik Terbaik
– Allan Sebastian – Kartini
– Allan Sebastian – Pengabdi Setan (pemenang)
– Benny Lauda – Filosofi Kopi 2: Ben & Jody
– Vida Sylvia – Sweet 20
Penata Efek Visual Terbaik
– Amrin Nugraha – Night Bus
– Epix Studio, Postima, Mag – Rafathar
– Finalize Studios (Heri Kuntoro, Abby Eldipie) – Pengabdi Setan (pemenang)
– Pasukan Garuda
– Fixit Works (Dana Riza & Faranas Irmal) – The Doll2
– Orangeroom Cs – Gerbang Neraka
Penata Musik Terbaik
– Aghi Narottama, Tony Merle, Bemby Gusti – Pengabdi Setan (pemenang)
– Ivan Gojaya – Galih dan Ratna
– Mc Anderson – Filosofi Kopi 2: Ben & Jody
– Thoersi Argeswara – Pasukan Garuda: I Leave My Heart In Lebanon
– Tya Subiakto – Mooncake Story
Pencipta Lagu Terbaik
– Isyana Sarasvati – “Sekali Lagi” – Critical Eleven
– Melly Goeslaw – “Dalam Kenangan” – Surga yang Tak Dirindukan 2
– Mada The Overtunes – “Senyuman dan Harapan” – Cek Toko Sebelah
– The Spouse – “Kelam Malam” – Pengabdi Setan (pemenang)
Penata Suara Terbaik
– Dwi Budi Priyanto, Khikmawan Santosa – Pasukan Garuda: I Leave My Heart In Lebanon
– Khikmawan Santosa – Kartini
– Khikmawan Santosa, Anhar Moha – Pengabdi Setan (pemenang)
– Khikmawan Santosa, Mohamad Ikhsan Sungkar, Madunazka – Cek Toko Sebelah
– Khikmawan Santosa, Mohamad Ikhsan Sungkar, Suhadi – Critical Eleven
– Wahyu Tri Purnomo, Jantra Suryaman – Night Bus
Penyunting Gambar Terbaik
– Aline Jusria – Sweet 20
– Arifin Cuunk – Pengabdi Setan
– Cesa David Luckmansyah – Cek Toko Sebelah
– Kelvin Nugroho, Sentot Sahid – Night Bus (pemenang)
– Ryan Purwoko – Critical Eleven
– Wawan I Wibowo – Kartini
– W Ichwandiardono – Posesif
Film Animasi Pendek Terbaik
– Darmuji 86: Bhineka di Persimpangan – Ahmad Hafidz Azro’i
– Kaie and The Phantasus’s Giants – Ahmad Hafidz Azro’i
– Lukisan Nafas – Fajar Ramayel (pemenang)
– Make a Wish – Salsabilla Aulia Rahma
– Mudik – Calvin Chandra, Ardhira Anugrah Putra, Alfonsus Andre, Aditya Prabaswara
Film Pendek Terbaik
– Amak – Ella Angel
– Babaran – Meilani Dina Pangestika
– Buang – Eugene Panji
– Jendela – Randi Pratansa
– Kleang Kabur Kanginan – Riyanto Tan Ageraha
– Lintah Darat – Putri Zakiyatun Ni’mah
– Nyathil – Anggita Dwi Martiana
– Pentas Terakhir – Triyanto ‘Genthong- Hapsoro
– Ruah – Mabul Mubarak (pemenang)
– Salam Dari Kepiting Selatan – Zhafran Solichin
Film Dokumenter Pendek Terbaik
– Anak Koin – Chrisil Wntiasri
– Dluwang: The Past From The Trash – Agni Tirta
– Living In Rob – Fuad Hilmi
– Sepanjang Jalan Satu Arah – Bani Nasution
– Solastalgia – Kurnia Yudha F.
– Songbird: Burung Berkicau – Wisnu Surya Pratama
– The Unseen Words – Wahyu Utami Wati (pemenang)
Film Dokumenter Panjang Terbaik
– Balada Bala Sinema – Yuda Kurniawan
– Banda: The Dark Forgotten Trail – Jay Subiyakto
– Bulu Mata – Tony Trimarsanto (pemenang)
– Ibu (An Extraordinary Mother) – Patar Simatupang
– Negeri Dongeng – Anggi Frisca
– Tarling Is Darling – Ismail Fahmi Lubis
Penulis Skenario Asli Terbaik
– Ernest Prakasa – Cek Toko Sebelah (pemenang)
– Gina S. Noer – Posesif
– Joko Anwar, Ernest Prakasa, Bene Dion Rajaguguk – Stip dan Pensil
– Nurman Hakim, Zaim Rofiqi, Ben Sohib – Bid’ah Cinta
– Raditya Dika – Hangout
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik
– Bagus Bramanti, Hanung Bramantyo – Kartini, didasarkan pada kisah hidup R.A Kartini.
– Fathan Todjon, Lucky Kuswandi – Galih dan Ratna, adaptasi novel Gita Cinta dari SMA karya Eddy D Iskandar.
– Joko Anwar – Pengabdi Setan, didasrkan pada film Pengabdi Setan (1980).
– Rahadi Mandra, Teuku Rifnu Wikana – Night Bus, adaptasi cerita pendek Selamat karya Teuku Rifnu Wikana (pemenang).
– Upi – Sweet 20, adaptasi dari skenario film Miss Granny (2014) karya Shin Dong-ICK, Hoon Young-Jeong, Dong Hee-Sun, Hwang Dong-Hyuk.
Pengarah Sinematografi Terbaik
– Amalia T.S. – Galih dan Ratna
– Anggi Frisca – Night Bus
– Batara Goempar – Posesif
– Faozan Rizal – Kartini
– Ical Tanjung – Pengabdi Setan (pemenang)
Pemeran Anak Terbaik
– Aish Nurra Datau – Iqro: Petualangan Meraih Bintang
– Bima Azriel – Surat Kecil untuk Tuhan
– Muhamad Iqbal – Stip dan Pensil
– Muhammad Adhiyat – Pengabdi Setan (pemenang)
– Muhammad Razi – Surau dan Silek
– Neysa Chandra Melisenda – Kartini
Pada kesempatan itu, Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati diberi kesempatan memberikan penghargaan buat film terbaik dalam FFI 2017.
(Rizath Polii)