Personil Komisi A ketika foto bersama saat melaksanakan studi komperasi di DPRD Kabupaten Badung
Manado – Menjelang Pilkada Kota Manado pada 9 Desember mendatang, situasi politik makin memanas. Saling serang antar pendukung, mewarnai pesta demokrasi yang diikuti oleh 4 pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Namun persaingan politik tampaknya tidak berlaku di lembaga DPRD Kota Manado, yang merupakan lembaga politik. Meski berbeda pasangan calon yang diusung partainya masing-masing, tapi tetap kompak dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai wakil rakyat.
“Perbedaan dalam Pilkada ini sangat wajar terjadi. Tapi bukan berarti tugas kami sebagai anggota dewan akan ikut terpengaruh dengan perbedaan karena calon kami berbeda,” ujar Robert Tambuwun, politisi Harura yang saat ini menjabat wakil ketua Komisi A bidang hukum dan pemerintahan.
Hal senada diungkapkan sekretaris Komisi B, Jimmy Sangkay. Politisi Demokrat ini mengatakan, perbedaan calon kepala daerah yang diusung tidak akan memppengaruh kebersamaan di lembaga dewan tersebut.
“Kalau konteksnya Pilkada, kami memang berbeda dan ada juga yang sejalan. Tapi kalau tugas sebagai anggota dewan, kami sama-sama memiliki kesamaan yakni memperjuangkan apa yang menjadi harapan masyarakat,” ungkap sangkay.
Sementara itu, ketua DPRD Kota Manado, Noortje Henny Van Bone diberbagai kesempatan menegaskan bahwa, Pilkada tidak akan mempengaruhi kinerja lembaga dewan, serta merusak kebersamaan yang telah terbina di lembaga tersebut.
“Kami pastikan kinerja kami tidak akan terganggu menjelang pelaksanaan Pilkada. Begitu juga kebersamaan kami sebagai anggota dewan tidak akan terpengaruh. Beda pendapat dan pilihan itu biasa, tapi kami tetap wakil rakyat,” pungkas Van Bone yang juga ketua DPC Demokrat Manado ini. (leriandokambey)