Airmadidi – Arswendo Atmowiloto, mengakui cita-citanya sebetulnya jadi guru, karena pernah kuliah di IKIP Solo. Citanya itu berubah seiring dengan berhenti kuliah karena tak punya uang bayar kuliah.
“Dulu itu, bayar dulu baru kuliah, karena tak punya duit, berhenti di tengah jalan. Ayah saya tak bertanggungjawab, karena anak-anaknya masih kecil, ia sudah meninggal,” ujar Arswendo dalam bengkel sastra yang diikuti guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (25/9)
Menurut Arswendo, cerita hidup dari kita sendiri adalah eksposisi yang akan disampaikan dalam tulisan. Dimana kegiatan tersebut mengambil topik, penulisan dan apresiasi cerita rakyat.
Dari catatan Wikipedia, nama aslinya Sarwendo, kemudian diubah menjadi ngepop mudah di kenal dengan nama Arswendo. Kemudian ia menambahkan nama ayahnya, Atmowiloto. Maka nama Sarwendo menjadi Arswendo Atmowiloto.
Tahun 1990 saat menjadi pemimpin redaksi tabloid Monitor, Arswendo di penjara, ketika tabloidnya memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca.
Arswendo di hukum selama lima tahun penjara. Ia pun kemudian mengikuti agama istrinya, sebagai penganut Katolik. (robin tanauma)
Airmadidi – Arswendo Atmowiloto, mengakui cita-citanya sebetulnya jadi guru, karena pernah kuliah di IKIP Solo. Citanya itu berubah seiring dengan berhenti kuliah karena tak punya uang bayar kuliah.
“Dulu itu, bayar dulu baru kuliah, karena tak punya duit, berhenti di tengah jalan. Ayah saya tak bertanggungjawab, karena anak-anaknya masih kecil, ia sudah meninggal,” ujar Arswendo dalam bengkel sastra yang diikuti guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (25/9)
Menurut Arswendo, cerita hidup dari kita sendiri adalah eksposisi yang akan disampaikan dalam tulisan. Dimana kegiatan tersebut mengambil topik, penulisan dan apresiasi cerita rakyat.
Dari catatan Wikipedia, nama aslinya Sarwendo, kemudian diubah menjadi ngepop mudah di kenal dengan nama Arswendo. Kemudian ia menambahkan nama ayahnya, Atmowiloto. Maka nama Sarwendo menjadi Arswendo Atmowiloto.
Tahun 1990 saat menjadi pemimpin redaksi tabloid Monitor, Arswendo di penjara, ketika tabloidnya memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca.
Arswendo di hukum selama lima tahun penjara. Ia pun kemudian mengikuti agama istrinya, sebagai penganut Katolik. (robin tanauma)