Manado – Tak banyak penyair Sulut yang mendedikasikan jiwa raganya untuk persemaian dunia puisi. Dari yang sedikit itu, ada nama Iverdixon Tinungki.
Belakangan Iver, begitu lelaki berusia lima puluhan ini sering disapa, tergila-gila mencipta puisi beraroma budaya dan alam Nusa Utara-tanah kelahirannya. Salah satu tema itu yang dia ciptakan adalah antologi Klikitong dan sudah diterbitkan dalam bentuk buku berisi 134 goresan puisi.
Kumpulan buku puisi ini menjadi salah satu dari lima nominator penerima penghargaan sayembara buku kumpulan puisi pada Pekan Hari Puisi Indonesia (PHPI) 2013, yang puncaknya Selasa 30 Juli di Graha Bakti Budaya, Taman Izmail Marzuki Jakarta.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah tunai Rp 50 juta. Sementara 4 pemenang pendamping menerima masing-masing Rp 10 juta.
“Aku sangat terharu dengan kerja keras bang Remmy Novaris dalam mewujudkan buku ini, terima kasih penerbit Teras Budaya Jakarta dan dukungan kawan-kawan di Dapur Sastra Jakarta,” ujar Iver dalam postingan FB-nya Minggu (27/7).
Iverdixon berdarah Nusa Utara, campuran etnis Siau dan Talaud. Nyaris umur hidupnya didedikasikan untuk menulis puisi dan naskah teater. Ini yang kemudian mengantarnya sebagai pegiat sastra dan budayawan terbesar di Sulut saat ini. Iver juga seorang jurnalis dan sering terlibat sebagai konsultan pencitraan dalam beberapa agenda politik. (adyputong)
Manado – Tak banyak penyair Sulut yang mendedikasikan jiwa raganya untuk persemaian dunia puisi. Dari yang sedikit itu, ada nama Iverdixon Tinungki.
Belakangan Iver, begitu lelaki berusia lima puluhan ini sering disapa, tergila-gila mencipta puisi beraroma budaya dan alam Nusa Utara-tanah kelahirannya. Salah satu tema itu yang dia ciptakan adalah antologi Klikitong dan sudah diterbitkan dalam bentuk buku berisi 134 goresan puisi.
Kumpulan buku puisi ini menjadi salah satu dari lima nominator penerima penghargaan sayembara buku kumpulan puisi pada Pekan Hari Puisi Indonesia (PHPI) 2013, yang puncaknya Selasa 30 Juli di Graha Bakti Budaya, Taman Izmail Marzuki Jakarta.
Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah tunai Rp 50 juta. Sementara 4 pemenang pendamping menerima masing-masing Rp 10 juta.
“Aku sangat terharu dengan kerja keras bang Remmy Novaris dalam mewujudkan buku ini, terima kasih penerbit Teras Budaya Jakarta dan dukungan kawan-kawan di Dapur Sastra Jakarta,” ujar Iver dalam postingan FB-nya Minggu (27/7).
Iverdixon berdarah Nusa Utara, campuran etnis Siau dan Talaud. Nyaris umur hidupnya didedikasikan untuk menulis puisi dan naskah teater. Ini yang kemudian mengantarnya sebagai pegiat sastra dan budayawan terbesar di Sulut saat ini. Iver juga seorang jurnalis dan sering terlibat sebagai konsultan pencitraan dalam beberapa agenda politik. (adyputong)