Bitung – Aksi mogok beropersai yang dilakukan sopir Angkutan Kota (Angkot) tidak hanya dirasakan menelantarkan masyarakat umum, Kamis (21/11). Namun para siswa sekolah juga ikut merasakan imbas dari aksi para sopir sebagai bentuk penolakan kebijakan rayonisasi Angkot.
Buktinya, dari jam pulang sekolah sekitar pukul 13.30 Wita hingga pukul 16.15 Wita puluhan hingga ratusan siswa masih memadati bahu jalan dengan harapan akan ada Angkot. Namun harapan itu tak kunjung datang kendati mereka telah menunggu berjam-jam.
“Tadi didepan sekolah kami menunggu selama dua jam tapi tidak ada satupun Angkot yang lewat, padahal setiap jam pulang sekolah Angkot pasti sudah mengantri di depan sekolah,” kata Angel salah satu siswi SMK Negeri 2 Kota Bitung.
Angelpun bersama puluhan rekan-rekannya memilih untuk berjala kaki ke kantor walikota dengan harapan aka nada Angkot. Namun rupanya, sesampainnya di depan kantor walikota juga tak satupun Angkot yang melintas kendati di lokasi tersebut sudah ada puluhan siswa-siswi yang juga sementara mengunggu Angkot.
“Kami tidak tahu kalau hari ini para sopir Angkot menggelar aksi mogok,” katanya.
Akibatnya, Angel dan beberapa rekannya memilih untuk menggunakan ojek kendati biaya yang dikeluarkan dua kali lipat ketika menggunakan Angkot. Itupun dirinya harus bedesakan dengan salah satu rekannya di jok motor agar biaya yang dikeluarkan bisa ditanggung berdua.
Sementara itu, aksi mogok sopir Angkot ini dilakukan dari pagi hingga sore hari. Dan para sopir lebih memilih untuk memarkir kendaraan di pusat kota daripada beroperasi.(abinenobm)