Ambroxol merupakan salah satu obat yang digunakan untuk membantu meredakan batuk berdahak pada beberapa kondisi seperti emfisema atau bronkitis. Dahak diproduksi oleh selaput lendir sepanjang saluran pernapasan dan sebetulnya tidaklah berbahaya selama dalam kadar normal, karena berperan sebagai agen pelindung dari benda asing atau senyawa berbahaya.
Namun, produksi dahak yang berlebih tentu menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu pernapasan, sehingga perlu dikeluarkan. Pemberian ambroxol dapat membantu mengeluarkan dahak yang mengganggu dari saluran pernapasan.
Ambroxol termasuk ke dalam kategori obat keras dan penggunaannya tidak boleh sembarangan. Anda bisa melakukan konsultasi dokter gratis sebelum mengonsumsi obat satu ini.
Lalu, apakah ambroxol aman digunakan pada ibu hamil dan menyusui? Lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai obat ambroxol mulai dari manfaat hingga efek samping yang dapat muncul selama penggunaannya.
Manfaat Ambroxol
Ambroxol adalah obat agen mukolitik yang bermanfaat untuk mengencerkan dahak atau lendir kental dan lengket yang menggumpal pada sistem pernapasan agar lebih mudah dikeluarkan. Dahak diproduksi untuk melembabkan dan melindungi saluran pernapasan dari partikel berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Meski berperan sebagai pelindung, namun produksi dahak yang berlebih dapat memperparah batuk dan mengindikasikan adanya penyakit berbahaya seperti asma, reaksi alergi, naiknya asam lambung, dan bronkitis. Pada kondisi tersebut, dahak bertekstur kental seperti jelly, berwarna merah, dan lebih sulit dikeluarkan.
Penumpukan dahak jika dibiarkan begitu saja tentu sangat mengganggu dan dapat memicu penyakit saluran pernapasan kronis seperti PPOK. Oleh karena itu, diperlukan obat pengencer dahak seperti ambroxol.
Ambroxol bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida pada dahak atau lendir untuk membuat teksturnya tidak lagi kental sehingga mudah dikeluarkan saat batuk. Dengan begitu saluran pernapasan pun dapat lebih lega dan kembali berfungsi normal.
Ambroxol juga mempunyai efek anestesi ringan yang dapat membantu meredakan rasa sakit pada faringitis atau radang tenggorokan. Obat ini pun dapat dikombinasikan dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan batuk berdahak.
Beberapa penyakit yang menggunakan ambroxol dalam proses penyembuhannya yaitu paru inflamasi kronis, bronkiektasis, emfisema dengan bronkitis pneumokoniosis, dan bronkitis dengan asma bronkospasme.
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Ambroxol
Ambroxol dikategorikan sebagai obat keras, yang mana penggunaannya harus mengikuti petunjuk dokter. Jika Anda mempunyai alergi pada ambroxol atau bahan aktif serupa ambroxol, beritahu dokter untuk menggantinya dengan resep yang lebih aman.
Selain itu, Anda perlu memperhatikan beberapa kondisi berikut sebelum mengonsumsi ambroxol, yaitu:
- Beritahu dokter tentang riwayat penyakit Anda, termasuk jika Anda sedang mengidap penyakit hati, penyakit ginjal, tukak lambung, gangguan pernapasan khusus, atau ulkus duodenum.
- Beritahu dokter tentang riwayat penggunaan obat-obatan yang sedang atau belum lama dikonsumsi, termasuk jenis suplemen dan produk herbal tertentu.
- Beritahu dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui.
Amankah Ambroxol untuk Ibu Hamil dan Menyusui?
Ambroxol merupakan obat keras yang diberi kategori C untuk ibu hamil dan menyusui. Artinya, obat ini memiliki efek samping lebih tinggi pada janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Sementara bagi ibu menyusui, kandungan ambroxol dapat menghambat produksi ASI.
Sehingga pemberian ambroxol oleh dokter untuk ibu hamil dan menyusui hanya jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Pastikan Anda selalu berbicara dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi ambroxol.
Dosis dan Aturan Pakai Ambroxol
Terdapa dua bentuk sediaan ambroxol yaitu tablet dan sirup. Ambroxol tablet juga diedarkan dengan merek dagang Limoxin, Erlapect, Flegma, Interpect, Famoxol, dan Galpect Tablet. Sementara ambroxol sirup tersedia dengan merek dagang Broxolic, Broxal, Flegma, Zenabroxol, Megapect, Propect, dan Galpect Sirup.
Ambroxol harus digunakan sesuai resep dokter. Pemberian dosis dan aturan pakai ambroxol oleh dokter disesuaikan dengan kondisi kesehatan, tingkat keparahan penyakit, dan berat badan pasien.
Secara umum, berikut dosis dan aturan pakai ambroxol sesuai bentuk sediaan dan tujuan penggunaan, yaitu:
Untuk mengatasi batuk
- Sediaan tablet
Dewasa dan anak umur >12 tahun: 1 tablet, diberikan 3 kali sehari; 2 tablet, diminum 2 kali sehari.
Anak-anak umur 6-12 tahun: ½-1 tablet, diberikan 2-3 kali sehari.
- Sediaan sirup
Dewasa dan anak umur >12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), diberikan 3 kali sehari.
Anak-anak umur 6-12 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml), diberikan 2-3 kali sehari.
Anak-anak umur 2-5 tahun: ½-1 sendok takar (2.5-5 ml), diberikan 3 kali sehari.
Cara Menggunakan Ambroxol yang Benar
Minumlah ambroxol sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Anda tidak boleh mengurangi atau menambah dosis obat, karena bisa menimbulkan efek samping berbahaya bagi tubuh.
Sebaiknya, makan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi ambroxol untuk mencegah maag atau gangguan lambung lainnya. Minum ambroxol tablet dengan bantuan air putih, langsung telan.
Efek Samping
Efek samping di bawah ini dapat muncul selama Anda mengonsumsi ambroxol dalam proses penyembuhan penyakit, yaitu:
- Mulas
- Diare
- Mual dan muntah
- Mulut dan tenggorokan terasa kering
- Perubahan rasa pada lidah
Efek samping tersebut biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika dirasa tidak kunjung reda atau semakin parah, segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Interaksi dengan Obat Lain
Beberapa obat di bawah ini tidak dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan ambroxol, karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Antibiotik cefuroxime, erythromycin, dan doxycycline dapat meningkatkan konsentrasi serum dalam tubuh jika digunakan bersama ambroxol.
- Obat antitusif dapat meningkatkan risiko berkurangnya sekresi dahak jika digunakan bersama ambroxol.
(***/rds)