MANADO – Bandara Sam Ratulangi dihebohkan dengan kejadian pembajakan pesawat pada Jumat (9/12).
Pilot pesawat Angkasa Air dengan tipe pesawat Dash 8 melaporkan hal tersebut setelah pesawat mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Pesawat yang mengangkut 51 orang tersebut mendarat melalui Runway 18 pada pukul 15.00 WITA.
Sesaat setelah parkir di parking stand 11, tower menerima informasi bahwa ada beberapa penumpang yang melakukan penyekapan terhadap penumpang lain dengan senjata api.
Sontak hal ini membuat panik para penumpang lain yang berada di dalam pesawat.
Suasana makin memanas ketika para pembajak mengancam akan meledakkan bom jika tuntutan sejumlah uang dan pengisian ulang bahan bakar pesawat (refuelling) tidak dikabulkan.
Tak lama kemudian, Bandara Sam Ratulangi dipadati pasukan pengamanan dari TNI AU, Tim Penanggulangan Anti Teror, Jibom, dan Tim Negosiator Satuan Brimob.
Tapi tak perlu kuatir, seluruh kejadian tersebut merupakan rangkaian skenario Latihan Pengamanan (Security Exercise) yang dilaksanakan oleh Airport Security Committee Bandara Sam Ratulangi Manado.
Selain latihan dalam skala besar yang dilaksanakan 2 atau 3 tahun sekali, security exercise merupakan latihan parsial yang dapat dilaksanakan satu tahun sekali.
“Tujuannya untuk mengukur dan mengetahui tingkat koordinasi antar anggota Airport Security Committee, juga sekaligus menguji tingkat relevansi dari SOP ketika terjadi keadaan darurat dengan pendekatan pengamanan yang real time atau mendekati kejadian nyata,” ungkap General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Nugroho Jati.
Airport Security Committee (ASC) merupakan suatu forum yang didirikan untuk menerapkan Program Pengamanan Bandar Udara, mengkoordinasikan penerapan prosedur keamanan dan langkah-langkah pengamanan di Bandar Udara, serta menyediakan informasi untuk mengembangkan Program Pengamanan Bandara.
Anggota ASC Bandara Sam Ratulangi Manado diantaranya terdiri dari Otoritas Bandara Wil. VIII, Lanudal Sam Ratulangi, Brimob, Airnav, CIQ dan Airlines.
Dalam latihan tersebut, pembajakan pesawat (hijacked) masuk dalam kategori kondisi darurat merah, sehingga sesuai dokumen Airport Security Program (ASP), komando pengendalian diserahkan oleh General Manager Bandara Sam Ratulangi kepada Komandan Lanud Sam Ratulangi.
Sementara anggota ASC lainnya bergerak sesuai tugas bidangnya masing-masing, seperti Tim Jibom dan anti teror yang menjinakkan bom dan teroris di area terminal, pasukan TNI AU mengamankan pembajakan pesawat, bantuan pengamanan area bandara dilaksanakan oleh Aviation Security (Avsec), Lanudal, Polsek bandara, dan kompi bantuan Rider 712, sementara petugas airline membantu evakuasi penumpang ke ruang isolasi.
Latihan ini berakhir dengan dijinakkannya bom dan pengamanan terhadap para pembajak pesawat yang diserahkan kepada TNI-AU.
“Latihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi antar stakeholder di bandara, sehingga masing-masing pihak dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya apabila terjadi keadaan darurat di area bandara. Selanjutnya atas hasil latihan ini masing-masing anggota ASC akan mengevaluasi kembali SOP nya untuk diharmoniskan bersama,” ucap Danlanud Sam Ratulangi Djoko Tjahjono. (***/rds)