Manado – Mengamati naik – turunnya pejabat di kota Manado, terutama untuk jabatan walikota bikin hati merasa resah. Di jaman walikota Manado, Wempie Frederik, orang sering mengeluh karena kebijakannya “sering diintervensi” kalangan dalam.
Waktu pun berganti, kepemimpinannya sebagai walikota dilanjutkan dengan munculnya Jimmy Rimba Rogi. Dengan latar belakang “orang dari kalangan bawah” Jimmy Rogi yang sering dipanggil Imba pun segera menjadi idola masyrakat.
Gebrakannya yang membersihkan pusat kota Manado dari para pedagang kaki lima sangat mengejutkan warga Manado. Betapa tidak, bertahun-tahun, silih berganti walikota Manado, belum ada satu pun yang berani untuk mengusik para pedagang kaki lima.
Ada rumor yang berpendapat, kalu menganggu pedagang kaki lima, Manado bisa kacau seperti yang dialami kota Ambon. Dengan keberanian dan sikap berani mengambil resiko, Imba berhasil menghalau para pedagang yang memang sudah mengotori pemandangan pusat kota Manado.
Tapi ditengah keperkasaan Imba, tiba-tiba saja datang petugas Komisi Pemberantasan Korupsi. Laksana disambar petir, Imba pun langsung terjungkar dengan tuduhan korupsi dana APBD.
Wakil Walikota saat itu, Abdi Buchari mengambil estafet tongkat kepemimpinan sebagai Pelaksana tugas walikota Manado. Muncul citra yang baru bahwa kepemimpinan ini bersih dari korupsi. Dengan alasan ingin mengembalikkan citra pemerintahan kota Manado yang bersih dari korupsi.
Tapi apa mau dikata, ia pun tak lama berselang terjerat juga kasus korupsi dana bantuan sosial di pemerintah kota Manado. Kini kasusnya sementara bergulir di kejaksaan negeri Manado.
Kalau sudah begini, betul juga kata orang, betapa sulitnya mencari “sapu bersih” untuk membenahi pemerintahan di kota Manado. Apa mungkin sudah tidak ada orang bersih lagi ? CHRISTY MANARISIP