TOMOHON – Nasib tragis dialami oleh Geraldo Mawikere (20) alias Dado, warga Kelurahan Kamasi I Lingkungan II Kecamatan Tomohon Tengah. Pasalnya, pedagang ikan di Pasar Beriman Tomohon ini, Sabtu (17/12) pukul 16.00 Wita, harus meregang nyawa akibat tikaman JY alias Jibran (28), sesama pedagang asal Kelurahan Lekobal Lingkungan II, Kecamatan Kota Barat Gorontalo.
Dari keterangan yang berhasil dirangkum beritamanado.com menyebutkan, kejadian tersebut berawal ketika korban bersama rekannya hendak membeli celana di lapak dagangan yang dijaga tersangka, milik perempuan Sri Somba. Saat itu, menurut pengakuan Sri, korban mengatakan akan membeli celana.
“Dia (korban, red) bilang ingin membeli celana, dua buah, celana panjang dan pendek. Harga yang saya tawarkan kepadanya adalah Rp100.000 untuk celana panjang, dan Rp70.000 untuk celana pendek. Jadi jumlahnya Rp 170.000. Namun korban menawarnya dengan harga Rp 120.000. Saya katakan tidak bisa, karena harga yang diberikan itu sudah harga pokok,” ujar Sri.
Karena tidak mendapat kecocokan, menurutnya tiba-tiba korban memarahinya dan mencak-mencak. “Karena harganya tidak diturunkan lagi, korban marah-marah dan bersikeras agar harganya harus diturunkan. Dan tidak tahu awalnya bagaimana, saya lihat sudah terjadi perkelahian antara keduanya,” ungkapnya seraya mengatakan bahwa pelaku sudah lama bekerja sebagai karyawannya.
Di tempat terpisah, Jibran mengaku hal tersebut terpaksa dilakukannya karena untuk melindungi diri. “Saya tikam karena dia mencoba memukul saya pada saat dia terjatuh. Awalnya saya katakan agar berhenti memukul Tante Sri karena perempuan. Tapi tiba-tiba saya yang dia pukul. Saya menangkisnya sebelum saya tikam dengan pisau,” tuturnya.
Sementara itu, dari penuturan warga di kompleks Pasar Beriman, kejadian tersebut terjadi begitu cepat. “Dia bilang pa kita mo bli calana. Jadi kita bilang lia jo di situ (lapak milik Sri, red),” ujar Yansen Bela (23), salah satu saksi yang mengaku sempat berbincang dengan korban sebelum kejadian.
Dirinya pun tak melihat secara jelas perisitiwa tersebut berawal. “Kita nda liat depe pertama bagimana. Hanya sempat melihat Dado so dusu pa dia (pelaku, red). Deng nentau kalo dia so kena tikaman,” terangnya.
Baru pada saat melihat korban sudah duduk dan mengeluarkan darah dari tubuh bagian belakang, barulah dirinya mendekati korban dan melakukan pertolongan. “Kita lia so ba darah, langsung se brenti mikro kong bawa ka rumah sakit. Tapi sayang kasiang, Dado pe nyawa so nda tertolong,” tukasnya dengan wajah sedih.
Korban sendiri menghembuskan nafasnya terakhir saat dalam perjalanan menuju RS Bethesda Tomohon setelah mengalami luka tusukan dengan benda tajam di bagian belakang tubuhnya. Oleh pihak keluarga, korban akhirnya diotopsi di RSUP Prof Kandouw Malalayang.
Kapolres Tomohon AKBP Marlien Tawas SH MH saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Pelakunya telah kami amankan dan akan memprosesnya sesuai dengan hokum yang berlaku,” tukasnya.(iker)