Touluaan – Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM (KPPSG), Penatua (Pnt) Rio Dondokambey, Generasi Z dituntut kuat iman, cepat, dan fleksibel agar bisa menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.
Hal ini ditekankannya saat menjadi pembicara pada kegiatan Perkemahan Kreatif Remaja Sinode (PKRS) GMIM 2022, di Bumi Perkemahan Senayan Lobu, Kecamatan Touluaan, Minahasa Tenggara, Kamis (7/7/2022).
Pnt Rio Dondokambey saat membawakan materi tentang “Memahami Prinsip dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Generasi Z” menyebut bahwa generasi muda harus menyadari bahwa perkembangan zaman cepat terjadi dan akan banyak sekali godaan yang bisa datang kepada diri masing-masing.
Dirinya pun menekankan tentang beragam informasi, serta apa yang harus dilakukan sebagai remaja GMIM selaku Generasi Z.
Salah satu tantangannya, yakni bagaimana generasi muda saat ini harus tetap rajin ke gereja, baca alkitab, dan rajin ikut ibadah remaja.
Selain itu berteman ikut suatu persekutuan remaja gereja dan dengar-dengaran terhadap orang tua juga menjadi tantangan yang harus dilakukan dalam mempersiapkan diri menghadapi perkembangan zaman.
“Kalau tidak mempunyai basis ideologi dan basis kepercayaan yang kuat, itu bisa goyah. Jika seseorang memasuki beragam lingkungan, bertemu dengan macam-macam orang, menghadapi berbagai dinamika, dengan kuat secara keimanan dan dengar-dengaran kepada orang tua, serta takut kepada Tuhan maka pasti akan kuat terhadap hal-hal yang negatif,” pungkasnya.
Dirinya menambahkan, di tengah perkembangan zaman saat ini, tantangan lain yang harus dihadapi adalah banyaknya godaan akan datang dan menguji pendirian generasi muda.
“Jika aktif dan ikut kegiatan gereja, kegiatan remaja, serta dekat kepada Tuhan dan firmannya, pasti akan kuat dengan godaan-godaan yang datang. Jadi akan kuat secara pribadi, kuat secara ideologi,” ujarnya.
Adapun menurutnya, perkembangan zaman akan selalu disertai dengan persaingan yang kuat, baik antar teman, daerah, dan komunitas karena semua orang mau maju.
“Remaja GMIM harus siap bersaing secara sehat dengan cara mengembangkan diri sendiri dan mencari talenta masing-masing, baik itu olahraga, kesenian dan sebagainya. Dalami dunia itu,” katanya.
Lanjut dikatakannya, bersaing secara sehat sesuai koridor yang ada, sesuai dengan batasan gereja yang ada, serta harus mau meningkatkan diri adalah juga menjadi tantangan yang wajib dilakukan.
“Tuhan menciptakan kita unik dan setiap orang ada talentanya masing-masing. Jadi tugas kita semua mencari talenta diri sendiri,” tandasnya.
Para remaja diharapkannya agar jangan sampai terlambat menyadari bahwa perkembangan zaman sudah ada dan sangat cepat terjadi.
“Jadi harus selalu bersemangat dalam mengembangkan diri dan talenta kita, serta selalu bersemangat dalam mencari jalan hidup,” bebernya.
Dirinya kemudian berpesan, dalam upaya para remaja mencari jalan hidup masing-masing agar jangan patah arang atau menyerah, dan berhenti di satu tempat.
“Masih banyak kesempatan, kalau gagal, cari lagi. Menghadapi perkembangan zaman ini, generasi muda dituntut untuk cepat dan fleksibel, jangan pernah menyerah,” ujarnya.
(***/jenly)