Manado — Jumlah kasus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) terkonfirmasi positif di Sulawesi Utara (Sulut) per 16 Juni 2020 sebanyak 701 kasus, 116 kasus dinyatakan sembuh dan tercatat 59 kasus meninggal dunia, sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) tercatat sebanyak 213 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 247 orang.
Dengan angka tersebut, maka masalah yang timbul bukan hanya soal tingginya kasus di Sulawesi Utara, tapi juga ada begitu banyak keluarga beserta anggota keluarganya yang terdampak.
Kepada BeritaManado.com, anggota DPRD Provinsi Sulut daerah pemilihan (dapil) Kota Manado Amir Liputo mengungkapkan, dari besarnya jumlah pasien yang sedang dirawat atau diisolasi saat ini, jangan lupa untuk menyertakan keluarga dengan jumlah anggota keluarga dan tingkat perekonomian yang juga berbeda sehingga mereka ini juga harus mendapat perhatian dan dukungan, terutama dari lingkungan sekitar.
“Terutama jangan sampai stigma buruk terkait adanya pasien positif atau PDP atau kontak erat pasien makin menyebar di masyarakat. Di wilayah saya ada yang sedang diisolasi di lantai 2 rumahnya dan yang masyarakat lakukan adalah kami tidak meninggalkan mereka,” ujar Amir Liputo.
Amir mengatakan, yang terpenting adalah mereka yang diisolasi tetap berada di lantai 2 dan tidak berbaur bersama masyarakat dengan demikian masing-masing bisa saling menjaga sambil terus menjaga komunikasi.
“Kami beri dukungan, tanya apa keperluan mereka, kami bantu. Kenapa? Agar mereka merasa tidak sendiri. Dengan adanya dukungan, maka mental mereka akan kuat dan tentu diharapkan akan cepat sembuh. Jadi jangan ditinggalkan.
Coba kita kembalikan ke diri kita, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita atau keluarga kita?,” kata Amir.
Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, Amir pun menegaskan semua orang harus terlibat, salah satunya dengan saling mengingatkan tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan, baik itu meenjaga jarak, menggunakan masker, rajin cuci tangan dan sebagainya serta tidak menebar informasi yang belum jelas kebenarannya.
“Jangan mudah percaya dengan kabar-kabar yang kebenarannya belum pasti atau hoax. Terpenting adalah proteksi diri kita lakukan, selain untuk menjaga diri kita sendiri, juga untuk menjaga keluarga dan orang lain,” pungkas Amir.
(srisurya)