Manado, BeritaManado.com — Melihat kondisi sosial di tengah meningkatnya pasien positif Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Sulawesi Utara (Sulut), menarik simpati dari berbagai pihak.
Salah satunya, Penatua Pria Kaum Bapa Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Wilayah Manado Timur 4, Dr Harley Alfredo Benfica Mangindaan SE MSM yang memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan Gereja.
“Problematika yang terjadi di Sulut dan khususnya kota Manado akhir-akhir ini, sewajarnya haruslah dihadapi dengan kepala dingin karena secara historis jelas ada unsur sebab akibat masing-masing,” kata Harley Mangindaan, Sabtu (6/6/2020).
Lebih lanjut, Harley Mangindaan mengusulkan kepada sinode GMIM, ketua-ketua jemaat maupun Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengadakan rapid test.
“Selain itu, pemerintah bisa memperhatikan problematika waktu pemeriksaan swab test untuk pasien reaktif yang terlalu lama, padahal sudah ada laboratoriumnya sekarang,” ujar Harley Mangindaan yang akrab disapa Bang Ai.
Kegiatan positif yang digagasnya beberapa waktu lalu, Wakil Walikota Manado periode 2010 hingga 2015 melanjutkan yakni rapid test di GMIM Bukit Moria Tikala Baru dan ditemukan ada yang reaktif kemudian langsung diambil tindakan untuk isolasi mandiri.
“Hal ini akhirnya menjadi tekanan psikis bagi pasien reaktif akibat interval waktu terkait hasil swab test,” ungkapnya.
Bang Ai menambahkan protap kesehatan sekarang perlahan telah menjadi gaya hidup.
“Contohnya, tidak pakai masker berarti tidak gaul begitupun pemeriksaan Covid-19 yang perlahan namun pasti akan menjadi menu bagi masyarakat,” ucapnya.
Doktoral Ekonomi Universitas Hansanudin Makasar ini juga memberikan pandangannya mengenai penanganan data pasien reaktifnya jangan menambah kegalauan masyarakat sekitar apalagi hasil swab test belum menunjukan positif.
“Stigma negatif dapat menambah beban psikis bagi masyarakat yang otomatis pasti memiliki dampak sosial,” tuturnya Putra E E Mangindaan sembari menambahkan sangat yakin Pemerintah selalu bergerak cepat dan pasti mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan.
Salah satu peserta yang ikut kegiatan rapid test dan memiliki hasil reaktif mengaku telah mengikuti swab test namun hasilnya belum juga keluar.
“Saya mengikuti pemeriksaan sudah sekitar satu minggu namun hasil terlalu lama, ingin bisa cepat-cepat berkumpul dengan keluarga. Semoga saja hasil swab testnya bisa cepat keluar,” sebut pasien yang tidak mau disebutkan namanya.
Diberitakan sebelumnya, Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Bukit Moria Tikala Baru melaksanakan rapid test kepada para jemaat yang prakasai oleh Ketua Dewan Manado sekaligus Bendahara Jemaat GMIM Bukit Moria Tikala Baru Dra Aaltje Dondokambey, Senin (25/5/2020).
Saat diwawancara BeritaManado, Wakil Ketua Jemaat GMIM Bukit Moria Tikala Baru, Johanes Johny Pontoluli mengatakan yang menjadi penyelenggara sekaligus pemarkasa kegiatan ini yakni Ketua Dewan Manado sekaligus Bendahara Jemaat GMIM Bukit Moria Tikala Baru Dra Aaltje Dondokambey.
“Alat test yang disiapkan ada 200 buah, jadi dari 25 kolom setiap kolom mendapatkan jatah 8, namun tadi terealisasi hanya 70 orang yang datang melakukan pemeriksaan,” kata Johanes Pontoluli.
(***/Rei Rumlus)