Manado, BeritaManado.com – Korban penggusuran di Kampung Bobo, sampai saat ini terus mencari keadilan. Kampung Bobo yang dulunya rawa-rawa pada tahun 1960-an mulai diduduki warga untuk bermukim dan tingal di kampung Bobo. Tahun 1980an warga yang datang membuka lahan menempati semakin ramai, rawa-rawa ditimbun dan menjelma menjadi Kampung Bobo dengan luas lahan kurang lebih 6 Ha (hektar).
Namun, nasib warga di Kampung Bobo menyedihkan karena harus tergusur dari area tersebut seperti yang diceritakan Ismail Husain kepada BeritaManado.com beberapa waktu lalu saat momentum hari anak nasional (23/7/2018).
Ismail Husain, salah satu korban penggusuran Kampung Bobo ini angkat bicara. Ayah 2 orang anak ini mengaku sedih ketika harus mengingat kejadian penggusuran jilid II pada tahun 2014 lalu.
“Waktu itu, anak saya yang kedua baru lahir, usianya baru 1 minggu, saat penggusuran terjadi, saya mengutamakan keselamatan anak-anak saya yang masih kecil,” cerita Ismail.
Ismail mengatakan bahwa anak-anak mereka yang kala itu masih berusia 7 tahun dan 1 minggu harus diungsikan pada kerabatnya.
“Kami sekeluarga bersama anak-anak terlantar, dampak penggusuran kesehatan anak saya yang masih bayi memprihatinkan, sekarang anak saya tersebut sudah berusia 3 tahun, bertumbuh dengan situasi yang siapapun tak akan pernah berharap,” kata Ismail.
Tak hanya itu, Ismail juga mengeluhkan aktivitas pendidikan anaknya yang pertama menjadi terganggu akibat penggusuran tersebut.
“Hak anak saya untuk bersekolah dengan baik seperti biasanya menjadi terganggu, tempat tinggal kami digusur, kami sungguh kesulitan,” Ujar Ismail sambil tertunduk sedih.
Ismail berharap segera mendapatkan keadilan, sebagai tukang sayur keliling yang sudah tinggal lama di Kampung Bobo berharap keadilan itu hadir.
“Mudah-mudahan pemerintah memperhatikan hak-hak kami para korban penggusuran, semoga mereka tergerak melihat nasib kami yang terkatung-katung karena tidak bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak lagi karena telah digusur. Khususnya anak-anak kami, dimomentum hari anak nasional yang saya dengar jatuh tepat hari ini, agar bisa diperhatikan dari aspek pendidikan dan kesehatannya,” harap Ismail.
(PaulMoningka)