Manado – Aksi Doa Lintas Agama yang diikuti ribuan orang dari puluhan OKP dan Ormas di Sulut bersatu dalam satu gerakan mengecam, menolak segala bentuk terorisme berlangsung sukses.
Aksi solidaritas Senin (14/5/2018) Malam di depan Polresta Manado, merupakan bentuk solidaritas untuk mengenang korban ledakan bom di Surabaya yang telah memakan korban dengan beberapa orang meninggal.
Satu persatu utusan dari OKP dan Ormas menyampaikan orasi sebagai bentuk pernyataan sikap bahwa mereka tidak takut dengan terorisme.
Sementara itu, Ketua Pemuda Sinode GMIM, Pnt Priscilla Tangel membacakan deklarasi 5 pernyataan sikap dan diikuti semua orang yang hadir.
1. Kami masyarakat Sulawesi Utara bersama elemen pemuda lintas agama menyatakan mengecam, menolak segala aksi radikalisme dan terorisme.
2. Mendukung Presiden RI bersama TNI, Polri dan seluruh stakeholders pemerintah dalam pemberantasan aksi radikalisme dan terorisme.
3. Mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemuka lintas agama untuk menjaga lingkungan dari aksi radikalisme dan terorisme.
4. Mendesak pemerintah dan DPR RI untuk segera mengesahkan UU penanganan terorisme.
5. Berkomitmen untuk setia pada pancasila NKRI UU 1945 dan binehka tunggal ika.
“Tentunya kami (Pemuda GMIM) sangat bersyukur dan ini menunjukkan bahwa kita semua yang ada disini selalu bersama tanpa melihat latar belakang, Suku dan Agama. Sungguh luar biasa aksi Doa Lintas Agama ini mampu menyatukan semua elemen masyarakat,” kata Pricillia Tangel kepada BeritaManado.com.
(Anes Tumengkol)