Manado – Gabungan Ormas Adat Minahasa menyerukan kepada pemerintah untuk membubarkan organisasi dan kelompok masyarakat in- toleran di Indonesia.
Rocky Oroh, orator pada aksi massa depan Kantor Gubernur, Senin (15/5/2017), mengingatkan paham radikalisme telah masuk hingga jantung banyak masyarakat Indonesia. Tindakan tegas dari pemerintah ditunggu untuk memberi jaminan keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
“Mendukung sikap pemerintah pusat yang membubarkan HTI, kami menunggu pemerintah membubarkan ormas in-tolerir lainnya seperti FPI dan lainnya. Kedatangan Fahri Hamzah telah mengusik kerukunan di Sulut, dia salah-satu tokoh yang sering mengeluarkan statemen in-toleran,” ujar Rocky Oroh disambut terikan salam Minahasa I Yayat U Santi!!
Lanjut Rocky Oroh, gabungan Ormas Adat Minahasa bahkan tak tanggung-tanggung mendeklarasikan bangsa Minahasa Raya jika pemerintah tak sanggup menangkal aksi radikalisme, apalagi memberi ruang bagi ormas, kelompok masyarakat atau tokoh tertentu menyebar kebencian dan aliran fundamentalis.
“Kami sepakat NKRI harga mati! Tapi jika pemerintah tak mampu dan tunduk kepada kaum ekstrimis gila yang ingin merongrong Pancasila maka jangan salahkan jika rakyat Minahasa menuntut referendum,” teriak Rocky Oroh.
Meski begitu, lanjut Rocky oroh, masyarakat Sulawesi Utara utamanya rakyat Minahasa masih yakin dan percaya kepada Presiden Joko Widodo, diharapkan mampu menaggulangi kelompok-kelompok radikal.
“Presiden Jokowi idola kami, kami bangga bangsa ini memiliki ormas seperti NU (Nahdatul Ulama) dan ormas-ormas nasionalis lainnya. Kami yakin mereka juga menolak konsep khilafah yang dibawa oleh orang maupun ormas in-toleran,” terang Rocky Oroh.
Massa demo dilarang masuk halaman kantor gubernur, hanya berorasi di pinggir jalan depan kantor gubernur dan mendapat pengamanan polisi. (JerryPalohoon)