Manado – Sejak Juli 2016, dunia pariwisata Sulawesi Utara disibukkan dengan hadirnya ribuan turis asal Tiongkok, dampak dari dibukanya penerbangan langsung Tiongkok-Manado oleh pemerintah Provinsi Sulut dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambet bersama Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Manado sebagai pusat kunjungan turis asal Tiongkok dinilai belum mampu memberdayakan masyarakat diberbagai bidang kehidupan. Bahkan aspek Pariwisata yang mulai dikembangkan Pemprov Sulut sejak tahun 2016 dinilai hanya menguntungkan para pengusaha.
Hal tersebut diakui Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw kepada wartawan belum lama ini, bahkan dia menuding seluruh Kabupaten/Kota di Sulut belum mampu berdayakan masyarakat menengah kebawah dengan adanya momentum tersebut.
“Semakin hari, kita dituntut untuk menyempurnakan baik Software maupun Hardware. Software, mental orang-orangnya, mental orang-orangnya seprti apa? harus ramah, aman. Hardware yah infrastruktur, seperti jalan, hotel, dan ini tetap harus digiat-giatkan,” ujar Steven Kandouw.
Diapun mencontoh yang sampai sekarang sangat memprihatinkan adalah masalah pertunjukan budaya, yang sampai detik ini belum mampu diberdayakan pemerintah kabupaten/kota.
“Nanti Bulan Juli (2017) genap satu tahun turis China (Tiongkok) datang kesini, tapi sampe sekarang, Sulawesi Utara belum ada tempat untuk pertunjukan tari-tarian (budaya),
Padahal menurut Steven Kandouw turis setiap hari ada dan mencapai ratusan banyaknya namun belum ada pengaruh kepada masyarakat secara signifikan, pada hal untuk mendatangkan ribuan turis ke Sulut dia mengaku tidak gampang, belum lagi persaingan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Begitu juga untuk cindera mata, meskinya (pemerintah kabupaten/kota tambah giring kepada masyarakat menciptakan berbagai inovasi, kreatifitas jangan cepat puas,”
Itu dimaksudkan agar supaya betul-betul masyarakat dapat merasakan multiplayer efek kehadiran turis di Sulut.
“Galang, dorang (masyarakat), rangsang dorang untuk ciptakan misalnya makanan-makanan kecil, justru yang tanggap mereka yang punya duit (pengusaha) mereka langsung buat hotel, sementara bagi masyarakat menengah kebawah, harus pemerintah yang menjadi akselerator. Kalau begini, pemodal besar yang senang terus,” tegas Steven Kandouw. (Rizath Polii)