
Mitra, BeritaManado.com – Camat Tombatu Hesky Kumesan memberikan klarifikasi terkait adanya pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan dirinya melakukan pemecatan dan pemotongan gaji honorer yang keseharian bekerja sebagai supir pribadinya.
Dikatakan Hesky, tidak benar dirinya melakukan pemecatan. Menurutnya, yang bersangkutan sendiri yang sudah tidak masuk kerja saat diminta untuk mengantarkannya karena harus menghadiri acara di salah satu desa di wilayahnya.
“Jadi keliru kalo disebutkan ada pemecatan, karena yang bersangkutan sendiri yang sudah tidak masuk kerja lagi,” kata Hesky kepada media ini, Rabu (22/3/2017).
Lanjut Hesky menyebutkan, seorang tenaga honor bertugas sama halnya dengan pegawai PNS. Artinya semua harus bekerja secara teratur dan disiplin.
“Tidak boleh kemudian bekerja sesuka yang diinginkan, sebab kita bekerja digaji jadi semua harus disiplin dan bekerja sesuai aturan,” ujar Hesky.
Ditanya soal pemotongan gaji honorer, dengan tegas Hesky membantah hal itu. “Tidak ada pemotongan sebab saat itu gaji yang bersangkutan dibayarkan penuh,” terang Hesky.
Disisi lain justru Hesky mempertanyakan adanya pemberitaan yang menyatakan dirinya mencoreng Surat Keputusan (SK) Bupati.
“SK Bupati yang mana yang saya coreng? Saya hanya menjalankan tugas sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku. Dan apa yang jadi kewenangan saya, itu yang dijalankan. Karena itu tidak perlu kemudian dipelintir seakan-akan saya melawan pak bupati,” tutup Hesky.
Dalam sejumlah pemberitaan sebelumnhya menyebutkan, Camat Tombatu Hesky Kumesan disinyalir tidak adil memperlakukan pegawai honorer. Pasalnya ia diduga memangkas upah kerja dan melakukan pemecatan kepada honorer yang notabene Surat Keputusan (SK) ditandatangani Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap.
Kefin Gosal Honorer yang dipecat mengatakan, apa yang dilakukan Camat sepihak. “Belum ada surat peringatan saya langsung diberhentikan,” katanya.
Menurut Kefin, hal tersebut buntut dari pemotongan gaji yang tidak ia terima. “Dia (Camat) mau potong gaji tapi saya tidak mau makanya saya dipecat,” ungkapnya.
Honorer yang bekerja sebagai supir pribadi Camat ini mengatakan, pemotongan tak ia setujui dikarenakan masih memiliki banyak tuntutan kebutuhan sehingga terasa berat.
“Dia bilang nanti dia saja yang bawah mobil, sedangkan Bupati katakan semua pejabat harus punya supir,” tukasnya. (rulan sandag)