MANADO – Sampai sekarang Kota Manado masih berperang dengan narkotika dan obat/bahan berbahaya (Narkoba) karena keadaanya sudah sangat memperihatikan. Dikatakan Ketua Forum Komunitas Anti Narkotika Sulawesi Utara, Prof ABG Rattu, bahwa data yang diberikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Kepada dirinya tercatat 42 ribu penguna berasal dari kalangan pelajar.
“Sesuai data BNN Kota Manado yang diberikan kepada saya ada sekitar 42.000 penguna narkoba dan penguna narkoba masih tergolong anak berusia Sekolah antara SD dan SMP. Tapi jenis narkoba yang digunakan adalah ehabon dan obat sakit kepala seperti komix, karena harga obat ini sangat murah seperti harga permen yang dijual di warung-warung,” bebernya.
Sementara saat ini kedua jenis bahan obat tersebut dijual dengan bebas diwarung dan penjual bebas memberikan kepada siapa saja yang ingin membelinya termasuk anak-anak usia sekolah, tambahnya. “Memang saat ini kedua jenis bahan obat tersebut dijual di warung-warung dan secara bebas diperdagangkan. Dan karena bebas diperdagangkan maka anak-anak juga bebas membeli untuk digunakan sebagai narkoba, dan ini sangat dikahawatirkan,” ungkapnya.
Lanjutnya, sedangkan para penguna narkoba jenis ini adalah anak dibawah umur yang secara bergerombolan mengunakannya dan ini sangat menghawatirkan. “ Pengguna Narkoba jenis ini sangat popular dikalangan anak remaja karena murah meriah dijual di warung namun pemakainya bisa bergerombolan.Kekawatiran inilah yang patut diwaspadai bisa saja beberapa tahun kedepan generasi muda kita sudah dirusak oleh obat-obatan semacam ini. Oleh karena itu kami akan berusaha memberikan masukan kepada pemerintah agar membuat aturan bagi para penjual, yaitu setiap pembeli terutama anak dibawah umur harus didata terlebih dahulu sebelum membeli agar jika ditermukan masalah maka akan dengan mudah dicari dan diselesaikan karena penjual memiliki data anak penguna obat-obatan tersebut,” pungkasnya. (Risat)
MANADO – Sampai sekarang Kota Manado masih berperang dengan narkotika dan obat/bahan berbahaya (Narkoba) karena keadaanya sudah sangat memperihatikan. Dikatakan Ketua Forum Komunitas Anti Narkotika Sulawesi Utara, Prof ABG Rattu, bahwa data yang diberikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Kepada dirinya tercatat 42 ribu penguna berasal dari kalangan pelajar.
“Sesuai data BNN Kota Manado yang diberikan kepada saya ada sekitar 42.000 penguna narkoba dan penguna narkoba masih tergolong anak berusia Sekolah antara SD dan SMP. Tapi jenis narkoba yang digunakan adalah ehabon dan obat sakit kepala seperti komix, karena harga obat ini sangat murah seperti harga permen yang dijual di warung-warung,” bebernya.
Sementara saat ini kedua jenis bahan obat tersebut dijual dengan bebas diwarung dan penjual bebas memberikan kepada siapa saja yang ingin membelinya termasuk anak-anak usia sekolah, tambahnya. “Memang saat ini kedua jenis bahan obat tersebut dijual di warung-warung dan secara bebas diperdagangkan. Dan karena bebas diperdagangkan maka anak-anak juga bebas membeli untuk digunakan sebagai narkoba, dan ini sangat dikahawatirkan,” ungkapnya.
Lanjutnya, sedangkan para penguna narkoba jenis ini adalah anak dibawah umur yang secara bergerombolan mengunakannya dan ini sangat menghawatirkan. “ Pengguna Narkoba jenis ini sangat popular dikalangan anak remaja karena murah meriah dijual di warung namun pemakainya bisa bergerombolan.Kekawatiran inilah yang patut diwaspadai bisa saja beberapa tahun kedepan generasi muda kita sudah dirusak oleh obat-obatan semacam ini. Oleh karena itu kami akan berusaha memberikan masukan kepada pemerintah agar membuat aturan bagi para penjual, yaitu setiap pembeli terutama anak dibawah umur harus didata terlebih dahulu sebelum membeli agar jika ditermukan masalah maka akan dengan mudah dicari dan diselesaikan karena penjual memiliki data anak penguna obat-obatan tersebut,” pungkasnya. (Risat)