Siau – Kira-kira pukul 12.20 Wita atau sekitar 3 jam perjalanan dari pelabuhan Manado, Kapal Laut Majestic Kawanua II, yang di tumpangi Gubernur Sarundajang di hempas ombak besar.
Ombak itu datang saat kapal tepat berada di tengah pulau Siau, kapal terlihat berguncang keras. Sejumlah penumpang pun terlihat was-was.
Yang tadinya mereka duduk manis di kursi, ada yang terjaga menutup mata, kini mata mereka semuanya tertuju ke arah kaca, melihat derasnya ombak menggoyangkan kapal.
Saat kapal berada di atas ombak, mesin kapal dimatikan, ombak besar itu lewat, mesin kembali dinyalakan, begitu terus menerus melewati gumpalan ombak-ombak besar.
Buih putih air laut hempasan kapal pun sampai ke bagian kaca atas kapal, seperti tenggelam lalu muncul lagi.
Saat mesin kapal di hidup matikan, terdengar seorang bapak sedang melakukan kontak melalui telepon selulernya.
“Ini cuaca tai arus, bila ini terjadi 20 menit atau 30 menit, kemungkinan kapal akan singgah Siau,” ujar bapak itu.
Gubernur Sarundajang pun yang awalnya duduk di kursi paling depan bagian depan VIP, menuju ke lokasi nahkoda kapal. Kecemasan nampak di wajah sejumlah penumpang.
“Coba cek tu pelampung kalo ada,” ujar seorang penumpang.
Ketegangan itu mulai hilang sekitar pukul 12.50 Wita, atau sekitar 30 menit, setelah area laut pulau Siau mampu dilewati cukup jauh oleh kapal itu. (robintanauma)
Baca juga:
- HR Makagansa: Tulude Tidak Sekedar Seremoni
- Sarundajang: “Ini Tulude Terakhir Saya”
- Hadiri Acara Adat Tulude, Gubernur Sarundajang Pergi ke Tahuna
Siau – Kira-kira pukul 12.20 Wita atau sekitar 3 jam perjalanan dari pelabuhan Manado, Kapal Laut Majestic Kawanua II, yang di tumpangi Gubernur Sarundajang di hempas ombak besar.
Ombak itu datang saat kapal tepat berada di tengah pulau Siau, kapal terlihat berguncang keras. Sejumlah penumpang pun terlihat was-was.
Yang tadinya mereka duduk manis di kursi, ada yang terjaga menutup mata, kini mata mereka semuanya tertuju ke arah kaca, melihat derasnya ombak menggoyangkan kapal.
Saat kapal berada di atas ombak, mesin kapal dimatikan, ombak besar itu lewat, mesin kembali dinyalakan, begitu terus menerus melewati gumpalan ombak-ombak besar.
Buih putih air laut hempasan kapal pun sampai ke bagian kaca atas kapal, seperti tenggelam lalu muncul lagi.
Saat mesin kapal di hidup matikan, terdengar seorang bapak sedang melakukan kontak melalui telepon selulernya.
“Ini cuaca tai arus, bila ini terjadi 20 menit atau 30 menit, kemungkinan kapal akan singgah Siau,” ujar bapak itu.
Gubernur Sarundajang pun yang awalnya duduk di kursi paling depan bagian depan VIP, menuju ke lokasi nahkoda kapal. Kecemasan nampak di wajah sejumlah penumpang.
“Coba cek tu pelampung kalo ada,” ujar seorang penumpang.
Ketegangan itu mulai hilang sekitar pukul 12.50 Wita, atau sekitar 30 menit, setelah area laut pulau Siau mampu dilewati cukup jauh oleh kapal itu. (robintanauma)
Baca juga:
- HR Makagansa: Tulude Tidak Sekedar Seremoni
- Sarundajang: “Ini Tulude Terakhir Saya”
- Hadiri Acara Adat Tulude, Gubernur Sarundajang Pergi ke Tahuna