Manado – Ironi memang bagi pasien rumah sakit jiwa, pasalnya usai dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof DR V L Ratumbuisang Manado namun ditolak oleh keluarganya. Hal itu menjadi kendala pihak RSJ seperti yang diutarakan Wakil Direktur RSJ Prof DR V L Ratumbuisang Manado dr Enrico kepada wartawan diruang kerjanya.
Menurut dia, pihak RSJ saat ini memiliki kendala terkait perawatan pasien RSJ, kendalanya ada beberapa pasien yang sudah menjadi inventaris, maksudnya itu pasien jiwa mestinya sudah tidak dirawat di rumah sakit tetapi masih dirawat, artinya sudah dinyatakan “sembuh” oleh pihak rumah sakit, jelasnya.
“Para pasien itu sudah “sembuh”, sudah bisa rawat jalan tetapi masih dirawat di rumah sakit, karena keluarganya sudah tidak mau dirawat di rumah dan jumlahnya ada sekitar 184,” ujar dr Enrico
Pihak rumah sakit akan berupaya untuk menghubungi keluarganya, meyakinkan bahwa mereka sudah bisa bersosialisasi di masyarakat meski tetap dilakukan perawatan (rawat jalan).
“Kami akan berupaya menghubungi keluarganya, memberikan edukasi keluarganya dimana pasien-pasien (jiwa) ini sebenarnya sudah layak tinggal dirumah,” katanya.
dia berharap, keluarga dapat memahami mereka dan kembali menerima para pasien tersebut sehingga tidak membebani rumah sakit sehingga pihak rumah sakit akan lebih berkonsentrasi pada pasien-pasien yang memang lebih membutuhkan pelayanan medik. (rizath polii)
Manado – Ironi memang bagi pasien rumah sakit jiwa, pasalnya usai dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof DR V L Ratumbuisang Manado namun ditolak oleh keluarganya. Hal itu menjadi kendala pihak RSJ seperti yang diutarakan Wakil Direktur RSJ Prof DR V L Ratumbuisang Manado dr Enrico kepada wartawan diruang kerjanya.
Menurut dia, pihak RSJ saat ini memiliki kendala terkait perawatan pasien RSJ, kendalanya ada beberapa pasien yang sudah menjadi inventaris, maksudnya itu pasien jiwa mestinya sudah tidak dirawat di rumah sakit tetapi masih dirawat, artinya sudah dinyatakan “sembuh” oleh pihak rumah sakit, jelasnya.
“Para pasien itu sudah “sembuh”, sudah bisa rawat jalan tetapi masih dirawat di rumah sakit, karena keluarganya sudah tidak mau dirawat di rumah dan jumlahnya ada sekitar 184,” ujar dr Enrico
Pihak rumah sakit akan berupaya untuk menghubungi keluarganya, meyakinkan bahwa mereka sudah bisa bersosialisasi di masyarakat meski tetap dilakukan perawatan (rawat jalan).
“Kami akan berupaya menghubungi keluarganya, memberikan edukasi keluarganya dimana pasien-pasien (jiwa) ini sebenarnya sudah layak tinggal dirumah,” katanya.
dia berharap, keluarga dapat memahami mereka dan kembali menerima para pasien tersebut sehingga tidak membebani rumah sakit sehingga pihak rumah sakit akan lebih berkonsentrasi pada pasien-pasien yang memang lebih membutuhkan pelayanan medik. (rizath polii)