Manado – Pelatihan kewirausahaan dan perkoperasian di aula kantor gubernur Sulut, Senin (20/5) telah usai sejak pukul 5 sore. Penutupan acara dalam rangka Gerakan Kewirausahaan Nasional, GKN 2013 oleh Menteri Koperasi dan UMKM, Syarifuddin Hasan.
Namun kinerja panitia mendapat sorotan peserta terutama pada pembagian uang transport atau uang duduk sebesar Rp 50 ribu. Pasalnya, hingga pukul 18.20 Wita, pembagian uang duduk ini belum selesai. Ini disebabkan sistem pembagian berdasarkan nama-nama yang sudah tertulis pada sertifikat. Padahal, untuk mendapatkan uang duduk peserta diwajibkan menunjukkan kartu peserta.
“Kami terpaksa membagikan uang duduk dengan cara membacakan nama satu persatu karena nama-nama peserta sudah terlanjur ditulis pada sertifikat,” ujar salah-satu panitia.
Sistem pembagian seperti ini ternyata menyita waktu lama dan sontak dikeluhkan peserta. Akibatnya banyak peserta tidak menerima lagi uang duduk karena terlanjur ‘marah’ dan memutuskan pulang.
“Panitia ini tidak profesional. Masak-kan hanya untuk mendapatkan uang duduk ini kami harus menunggu berjam-jam. Mestinya tidak perlu menulis nama di sertifikat nanti ditulis sendiri oleh peserta. Kami tinggal tunjukkan kartu peserta sehingga prosesnya pasti lebih cepat,” tukas Abigail Pantow, salah-satu peserta yang mengaku sudah tidak mau menunggu karena proses pembagian uang duduk menurutnya sangat lama.
Diketahui, pelatihan terpadu kewirausahaan dan perkoperasian dibuka pemerintah provinsi dan ditutup Menteri Koperasi dan UMKM, Syarifuddin Hasan. Turut hadir Wagub Djouhari Kansil serta anggota DPR-RI Inggrid Kansil dan Paula Singal.
Manado – Pelatihan kewirausahaan dan perkoperasian di aula kantor gubernur Sulut, Senin (20/5) telah usai sejak pukul 5 sore. Penutupan acara dalam rangka Gerakan Kewirausahaan Nasional, GKN 2013 oleh Menteri Koperasi dan UMKM, Syarifuddin Hasan.
Namun kinerja panitia mendapat sorotan peserta terutama pada pembagian uang transport atau uang duduk sebesar Rp 50 ribu. Pasalnya, hingga pukul 18.20 Wita, pembagian uang duduk ini belum selesai. Ini disebabkan sistem pembagian berdasarkan nama-nama yang sudah tertulis pada sertifikat. Padahal, untuk mendapatkan uang duduk peserta diwajibkan menunjukkan kartu peserta.
“Kami terpaksa membagikan uang duduk dengan cara membacakan nama satu persatu karena nama-nama peserta sudah terlanjur ditulis pada sertifikat,” ujar salah-satu panitia.
Sistem pembagian seperti ini ternyata menyita waktu lama dan sontak dikeluhkan peserta. Akibatnya banyak peserta tidak menerima lagi uang duduk karena terlanjur ‘marah’ dan memutuskan pulang.
“Panitia ini tidak profesional. Masak-kan hanya untuk mendapatkan uang duduk ini kami harus menunggu berjam-jam. Mestinya tidak perlu menulis nama di sertifikat nanti ditulis sendiri oleh peserta. Kami tinggal tunjukkan kartu peserta sehingga prosesnya pasti lebih cepat,” tukas Abigail Pantow, salah-satu peserta yang mengaku sudah tidak mau menunggu karena proses pembagian uang duduk menurutnya sangat lama.
Diketahui, pelatihan terpadu kewirausahaan dan perkoperasian dibuka pemerintah provinsi dan ditutup Menteri Koperasi dan UMKM, Syarifuddin Hasan. Turut hadir Wagub Djouhari Kansil serta anggota DPR-RI Inggrid Kansil dan Paula Singal.