Minut, BeritaManado.com – Persoalan yang muncul akibat minimnya pasokan air bersih yang dibutuhkan masyarakat menjadi keluhan berulang yang terus menerus yang dirasakan oleh masyarakat Desa Kulu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Karena masalah itu, setiap harinya warga hanya mengandalkan air dari pegunungan yang mengalir ke desa. Itupun volumenya kecil, hingga hanya mengalir di waktu tertentu saja.
Tak hanya itu, masalah pasokan air bersih menjadi rutinitas yang merepotkan bagi yang tidak bisa mengakses layanan air dari desa.
Heri Gatsiage, warga Desa Kulu Jaga 3 misalnya, mesti memenuhi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan keluarganya dengan menimba dari sumur untuk mendapatkan air.
Dirinya harus membawa 3 jerigen ukuran 25 liter yang tiap hari dibawa pulang dengan gerobak dorong.
“Pagi hari setiap pukul 04.30 WITA Subuh, saya harus sudah berangkat ke tempat sumur air untuk mendapatkan air, harus menunggu air naik supaya bisa diambil kalau sudah kesiangan air sudah turun di bawah tidak dapat diambil, satu hari bahkan tidak dapat air,” kata Heri Gatsiage.
Rutinitas tersebut ia lakukan setiap hari yang mau tak mau mesti dirinya lakukan untuk memenuhi kebutuhan air keluarganya.
Sementara Novrianti, seorang ibu rumah tangga yang kesulitan mengakses air bersih gratis terpaksa harus rela mengeluarkan uang untuk membeli air galon jika mendesak.
Padahal suaminya Ferdi Lumahu yang bekerja sebagai buruh lepas punya penghasilan yang belum pasti setiap minggu.
“Iya, masak, nyuci semuanya. Air minum pake itu juga, dimasak, kadang beli air galon. Pagi-pagi sudah mengantri di sumur untuk mengambil air kadang dapat kadang enggak karena air tidak naik,” ungkapnya kepada Penerangan Kodim ketika ditemui di rumahnya, Selasa (23/8/2023).
Atas dasar itu, Hukum Tua Desa Kulu Robby Tabongen menghubungi Komandan Kodim (Dandim) 1309/Manado Letkol Inf Himawan Teddy Laksono, S.I.Kom., M.Tr (Han) pada Sabtu (20/8/2023) tentang keluhan mengenai pasokan air yang selama ini dirasakan warganya.
“Kami kasihan, warga untuk mendapatkan air bersih sangat susah. Pemerintah desa mempunyai mesin genset tetapi mesin itu sudah rusak 5 tahun silam. Maka kami sangat membutuhkan mesin itu karena saat musim kemarau masyarakat sangat kesulitan air,” ucap Hukum Tua Kulu.
Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Air Bersih pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solusi Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Air yang sesuai untuk kebutuhan sanitasi yaitu air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh atau memiliki tingkat kekeruhan yang rendah.
Dandim 1309/Manado pun menyambut baik pengaduan Hukum Tua Desa Kulu tentang air bersih yang susah didapat.
“Kami mempunyai prajurit yang mempunyai keahlian teknisi untuk menjawab keluhan air bersih, kami akan kirim teknisi untuk membantu perbaikan mesin di Desa Kulu. TNI dari rakyat mengabdi untuk rakyat, ini bukti kemanunggalan TNI-rakyat,” ucap Dandim Manado yang merupakan lulusan Akademi Militer 2000.
Sebagai tindak lanjut, pada Rabu (23/8/2023), Serda Hendro dan Serda Bobby ditugaskan ke Desa Kulu untuk memperbaiki mesin yang sudah 5 tahun tidak bisa digunakan.
Selama 8 jam 2 teknisi dari Kodim 1309/Manado, Serda Hendro dan Serda Bobby membongkar dan memperbaiki mesin tersebut, akhirnya mesin menyala dan air keluar dengan kuat dan lancar.
Masyarakat Desa Kulu yang menyaksikan hal itu pun bersukacita, diantaranya Wikly yang spontan berteriak karena kegirangan.
“Puji Tuhan air keluar dengan kuat. Akhirnya air bersih kembali ada di desa kami. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Hendro dan Pak Bobby khususnya Kodim 1309/Manado sudah memperbaiki mesin kami yang sudah rusak 5 tahun sehingga kami siap akan merasakan air bersih yang kami dambakan,” ucap Wickly.
(***/srisurya)