Langowan, BeritaManado.com — 10 tahun berjalan bersama, umat Katolik Wilayah Rohani St. Matius Rasul Paroki St. Peterus Langowan tetap memfokuskan diri melayani Tuhan dengan rupa-rupa pengabdian.
Resmi dimekarkan dari Wilayah Rohani St. Fransiskus Xaverius pada 21 September 2012 silam, komunitas umat dengan nama pelindung St. Matius Rasul ini langsung memberi warna tersendiri dalam lingkup Paroki St. Petrus Langowan.
Beberapa edisi perlombaan dalam rangka pesta pelindung Paroki St. Petrus Langowan, Wilayah Rohani St. Matius Rasul tak kunjung berhenti berprestasi, terlebih dalam kompetisi paduan suara campuran.
Adapun sebagian besar peserta Paduan Suara Wilayah Rohani St. Matius Rasul ini berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga dan hanya beberapa saja yang sempat mengecap pendidikan di perguruan tinggi.
Meski demikian, atas pendampingan Ketua Wilayah Rohani pertama Jotje Manopo (2013 – 2016 dan 2019 – 2019) beberapa kali menjadi juara umum.
“Saya pribadi bersyukur atas semua pencapaian selama 10 tahun ini. Kami ibarat bayi yang baru lahir tapi sudah bisa berjalan dan berlari. Mustahil rasanya, namun inilah yang kami alami dan rasakan,” ujar Manopo.
Namun yang menarik disini adalah untuk lomba Paduan Suara hingga pelaksanaannya pada tahun 2022 ini, tetap menjadi yang terbaik.
Namun Ketua Wilayah Rohani St. Matius Rasul saat ini Frelly Tulangow kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa baginya tidak penting hanya untuk sekedar menunjukkan kehebatan setiap individu umat Wilayah Rohani St. Matius Rasul.
“Bagi kami selaku pimpinan umat melayani Tuhan dan sesama adalah yang utama dan pertama. Kami sadar betul bahwa tanpa campur tangan Tuhan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya, jika kita bersama Tuhan, maka prestasi bukan hal yang mustahil untuk diraih,” ucapnya.
Pada bagian lain, Hukum Tua Desa Wolaang Audy Wungkar mengucap syukur atas keberadaan umat Katolik Wilayah Rohani St. Matius Rasul.
“Sebagai bagian dari masyarakat Desa Wolaang, umat Katolik St. Matius Rasul telah banyak berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan desa. Kiranya juga kedepan kita semua tetap akan menjadi mitra, sehingga pembangunan yang sudah diprogramkan pemerintah dapat terlaksana dengan baik,” harapnya.
(Frangki Wullur)