Ratahan – Dipicu penutupan lokasi tambang Padang di wilayah Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra) oleh pihak kepolisian, ratusan warga masyarakat dari berbagai desa di wilayah Ratatotok dan Mitra pada umumnya merusak kantor Kecamatan Ratatotok.
“Ada 80 persen warga Ratatotok, (belum termasuk warga lainnya wilayah Mitra) bersandar dari hasil emas di lokasi itu. Karena secara tiba-tiba ditutup, tentu berdampak pada kekecewaan warga. Inilah kemudian yang memicu terjadinya aksi itu,” ujar seorang warga di lokasi kejadian, Sabtu (20/9/2014).
Usai beraksi, ratusan warga itu pun langsung membubarkan diri. “Personil kami di Polsek Ratatotok hanya ada delapan orang saat masa melakukan aksinya. Kami pun langsung meminta bantuan ke Polda Sulut,” kata Panambunan, Kapolsek Ratatotok.
Kapolres Minsel AKBP Iis Kristian SIK yang turun ke lokasi kejadian perkara langsung melakukan pertemuan dengan 15 hukum tua di kecamatan Ratatotok. “Terkait persoalan tambang ada proses hukum yang sementara berlangsung. Karena itu hormati proses tersebut. Dan jangan bertindak brutal apalagi merusak fasilitas umum,” kata Kristian.
Pihaknya sendiri lanjut Kristian sementara melidik otak dibalik aksi pengrusakan kantor pemerintah itu. “Sekali lagi saya himbau warga tidak merusak fasilitas umum karena akan berhadapan dengan hukum,” tukasnya.
terpantau, selain dirusak, beberapa ruangan di kantor kecamatan itu juga sempat dibakar massa. Beruntung aparat bergerak cepat untuk memadamkan api sehingga tidak merembet dan membakar kator tersebut.
Untuk pengamanan, ratusan aparat kepolisian dari Polda dan Brimob Sulut dibantu Polres dan Polsek-Polsek di wilayah Mitra disiagakan untuk mengamankan lokasi kantor kecamatan Ratatotok. Pengamanan sendiri akan dilakukan hingga situasi benar-benar kondusif kembali. (rulandsandag)
Baca juga:
Ratahan – Dipicu penutupan lokasi tambang Padang di wilayah Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra) oleh pihak kepolisian, ratusan warga masyarakat dari berbagai desa di wilayah Ratatotok dan Mitra pada umumnya merusak kantor Kecamatan Ratatotok.
“Ada 80 persen warga Ratatotok, (belum termasuk warga lainnya wilayah Mitra) bersandar dari hasil emas di lokasi itu. Karena secara tiba-tiba ditutup, tentu berdampak pada kekecewaan warga. Inilah kemudian yang memicu terjadinya aksi itu,” ujar seorang warga di lokasi kejadian, Sabtu (20/9/2014).
Usai beraksi, ratusan warga itu pun langsung membubarkan diri. “Personil kami di Polsek Ratatotok hanya ada delapan orang saat masa melakukan aksinya. Kami pun langsung meminta bantuan ke Polda Sulut,” kata Panambunan, Kapolsek Ratatotok.
Kapolres Minsel AKBP Iis Kristian SIK yang turun ke lokasi kejadian perkara langsung melakukan pertemuan dengan 15 hukum tua di kecamatan Ratatotok. “Terkait persoalan tambang ada proses hukum yang sementara berlangsung. Karena itu hormati proses tersebut. Dan jangan bertindak brutal apalagi merusak fasilitas umum,” kata Kristian.
Pihaknya sendiri lanjut Kristian sementara melidik otak dibalik aksi pengrusakan kantor pemerintah itu. “Sekali lagi saya himbau warga tidak merusak fasilitas umum karena akan berhadapan dengan hukum,” tukasnya.
terpantau, selain dirusak, beberapa ruangan di kantor kecamatan itu juga sempat dibakar massa. Beruntung aparat bergerak cepat untuk memadamkan api sehingga tidak merembet dan membakar kator tersebut.
Untuk pengamanan, ratusan aparat kepolisian dari Polda dan Brimob Sulut dibantu Polres dan Polsek-Polsek di wilayah Mitra disiagakan untuk mengamankan lokasi kantor kecamatan Ratatotok. Pengamanan sendiri akan dilakukan hingga situasi benar-benar kondusif kembali. (rulandsandag)
Baca juga: