MANADO – Pemerintah Rusia dalam pertemuan konsultasi dengan menteri-menteri ekonomi ASEAN di Manado, Kamis, menyatakan minat untuk memperkuat kerja sama dalam sektor ekonomi dengan ASEAN, termasuk energi, infrastruktur, dan telekomunikasi dengan negara-negara anggota ASEAN.
“Tapi, belum ada pembicaraan khusus mengenai subjek-subjek itu. Hanya saja untuk kerja sama sektor energi akan meliputi energi konvensional dan terbarukan,” kata Wakil Menteri Perdagangan Wamendag), Mahendra Siregar setelah menghadiri pertemuan konsultasi para menteri ekonomi ASEAN dengan Rusia.
Selama pertemuan konsultasi itu, Rusia juga membicarakan arah kerja sama ekonomi dengan ASEAN dan rencana keikutsertaan negara itu dalam “East Asia Summit” (EAS) yang akan dilaksanakan di Bali pada tahun ini.
“Mereka menganggap kawasan Asia Pasifik, terutama Asia, sebagai motor pertumbuhan ekonomi global yang perannya makin penting terhadap pertumbuhan ekonomi global. Karenanya, Rusia menganggap penting untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN,” katanya.
Bagi negara-negara ASEAN, Rusia juga merupakan mitra kerja sama ekonomi strategis.
Hal itu antara lain terlihat dari nilai perdagangan dan aliran investasi antara ASEAN dan Rusia yang cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data ASEAN, walaupun nilainya menurun dari 9,8 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 6,8 miliar dolar AS pada 2009, namun nilai total perdagangan antara kedua belah pihak masih lebih tinggi dari level sebelum krisis yakni 5,4 miliar dolar AS pada 2007.
Sementara itu, aliran investasi asing dari Rusia ke ASEAN relatif tidak terpengaruh krisis tersebut, tetap tumbuh bermakna dari 82,3 juta dolar AS pada 2008 menjadi 157,3 juta dolar AS pada 2009.(don)
MANADO – Pemerintah Rusia dalam pertemuan konsultasi dengan menteri-menteri ekonomi ASEAN di Manado, Kamis, menyatakan minat untuk memperkuat kerja sama dalam sektor ekonomi dengan ASEAN, termasuk energi, infrastruktur, dan telekomunikasi dengan negara-negara anggota ASEAN.
“Tapi, belum ada pembicaraan khusus mengenai subjek-subjek itu. Hanya saja untuk kerja sama sektor energi akan meliputi energi konvensional dan terbarukan,” kata Wakil Menteri Perdagangan Wamendag), Mahendra Siregar setelah menghadiri pertemuan konsultasi para menteri ekonomi ASEAN dengan Rusia.
Selama pertemuan konsultasi itu, Rusia juga membicarakan arah kerja sama ekonomi dengan ASEAN dan rencana keikutsertaan negara itu dalam “East Asia Summit” (EAS) yang akan dilaksanakan di Bali pada tahun ini.
“Mereka menganggap kawasan Asia Pasifik, terutama Asia, sebagai motor pertumbuhan ekonomi global yang perannya makin penting terhadap pertumbuhan ekonomi global. Karenanya, Rusia menganggap penting untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN,” katanya.
Bagi negara-negara ASEAN, Rusia juga merupakan mitra kerja sama ekonomi strategis.
Hal itu antara lain terlihat dari nilai perdagangan dan aliran investasi antara ASEAN dan Rusia yang cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data ASEAN, walaupun nilainya menurun dari 9,8 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 6,8 miliar dolar AS pada 2009, namun nilai total perdagangan antara kedua belah pihak masih lebih tinggi dari level sebelum krisis yakni 5,4 miliar dolar AS pada 2007.
Sementara itu, aliran investasi asing dari Rusia ke ASEAN relatif tidak terpengaruh krisis tersebut, tetap tumbuh bermakna dari 82,3 juta dolar AS pada 2008 menjadi 157,3 juta dolar AS pada 2009.(don)