Manado – Prosesi dalam sebuah acara resepsi pernikahan adalah hal yang sangat jarang terlihat karena hanya bisa diadakan oleh sejumlah lulusan perguruan tinggi atau akademi yang dibawahi langsung oleh kementerian dan lembaga negara lainnya seperti TNI, POLRI, STPDN/IPDN dan sebagainya.
Sejumlah lulusan purna praja STPDN yang merupakan calon pejabat tinggi negara dalam prosesi pernikahan akan melalui beberapa tahapan yakni laporan kesiapan prosesi kepada inspektur prosesi yang merupakan atasan dari purna praja tersebut.
Selanjutnya pasukan prosesi akan menjemput mempelai yang akan sebelumnya didahului dengan laporan oleh…..kepada mempelai yang merupakan purna praja. Setelah itu, kedua pasang mempelai akan dikawal oleh dua orang pasukan provost menuju ke lokasi pelaksanaan prosesi. Setelah sampai di lokasi prosesi, pasukan prosesi akan memberikan penghormatan dan dengan langkah perlahan akan menghentar mempelai ke podium. Berikutnya akan ada penyerahan cincin purna praja oleh inspektur prosesi sebagai simbolis hadiah dan akan di lanjutkan dengan penyerahan miniatur patung praja.
Patung tersebut akan diserahkan oleh purna praja yang seangkatan dengan mempelai dan sebelumnya telah terlebih dahulu menikah. Setelah itu mempelai akan bersanding di atas podium pengantin dan pasukan akan membentuk formasi victory sebagai simbol kemenangan dan juga doa agar keluarga dari purna praja tersebut dapat sukses dalam keluarga dan pekerjaan.
Prosesi pernikahan ini menurut Gledyes Tadete, S.STP merupakan simbol dan penghargaan bagi seluruh purna praja STPDN/ IPDN. “Ini merupakan simbol almamater kami dan penghargaan bagi setiap purna praja yang sebelumnya telah ditempah dalam masa pendidikan selama empat tahun di STPDN ataupun IPDN,” jelas Kassubid pada BKDD Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang merupakan purna praja angkatan XVII dan juga telah merasakan tahapan-tahapan dalam prosesi tersebut pada pelaksanaan pernikahannya pekan lalu. (QLu/edit Jerry)
Manado – Prosesi dalam sebuah acara resepsi pernikahan adalah hal yang sangat jarang terlihat karena hanya bisa diadakan oleh sejumlah lulusan perguruan tinggi atau akademi yang dibawahi langsung oleh kementerian dan lembaga negara lainnya seperti TNI, POLRI, STPDN/IPDN dan sebagainya.
Sejumlah lulusan purna praja STPDN yang merupakan calon pejabat tinggi negara dalam prosesi pernikahan akan melalui beberapa tahapan yakni laporan kesiapan prosesi kepada inspektur prosesi yang merupakan atasan dari purna praja tersebut.
Selanjutnya pasukan prosesi akan menjemput mempelai yang akan sebelumnya didahului dengan laporan oleh…..kepada mempelai yang merupakan purna praja. Setelah itu, kedua pasang mempelai akan dikawal oleh dua orang pasukan provost menuju ke lokasi pelaksanaan prosesi. Setelah sampai di lokasi prosesi, pasukan prosesi akan memberikan penghormatan dan dengan langkah perlahan akan menghentar mempelai ke podium. Berikutnya akan ada penyerahan cincin purna praja oleh inspektur prosesi sebagai simbolis hadiah dan akan di lanjutkan dengan penyerahan miniatur patung praja.
Patung tersebut akan diserahkan oleh purna praja yang seangkatan dengan mempelai dan sebelumnya telah terlebih dahulu menikah. Setelah itu mempelai akan bersanding di atas podium pengantin dan pasukan akan membentuk formasi victory sebagai simbol kemenangan dan juga doa agar keluarga dari purna praja tersebut dapat sukses dalam keluarga dan pekerjaan.
Prosesi pernikahan ini menurut Gledyes Tadete, S.STP merupakan simbol dan penghargaan bagi seluruh purna praja STPDN/ IPDN. “Ini merupakan simbol almamater kami dan penghargaan bagi setiap purna praja yang sebelumnya telah ditempah dalam masa pendidikan selama empat tahun di STPDN ataupun IPDN,” jelas Kassubid pada BKDD Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang merupakan purna praja angkatan XVII dan juga telah merasakan tahapan-tahapan dalam prosesi tersebut pada pelaksanaan pernikahannya pekan lalu. (QLu/edit Jerry)