Manado – Dua Minggu jelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Polda Sulut menggelar rapat koordinasi terkait persiapan pengamanan Hari Raya yang dikemas dalam Operasi Ramadniya 2017.
Rakor persiapan ini dipimpin langsung Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Bambang Waskito, dan diikuti oleh Wakapolda Sulut Brigjen Pol Brigjen Pol Drs. Refdi Andri, MSi para pejabat utama Polda dan seluruh instansi terkait lainnya diantaranya TNI, Pemerintah Daerah, BUMN dan organisasi kemasyarakatan, di aula Tribrata Polda Sulut, Selasa (13/6/2017).
Kegiatan ini menurut Kapolda sebagai agenda rutin dalam rangka pemantapan dan koordinasi lintas sektor, dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri tahun 2017.
“Kita lebih cenderung untuk operasi tahun ini kita mewaspadai tindakan radikal terorisme. Karena Sulut letaknya paling dekat dengan Filipina,” ujar Kapolda.
Hal tersebut katanya, disebabkan adanya gejolak di Marawi Filipina yang efeknya bisa saja sampai ke perbatasan Indonesia yang ada di Sulawesi Utara.
“Walaupun kita sudah melakukan penebalan pasukan di Polsek, empowering atau pemberdayaan masyarakat nelayan, kita juga cek pulau terpencil, namun kita juga harus waspada mungkin siapa tau sudah ada gerakan-gerakan sebelumnya,” jelas Kapolda.
Namun demikian, pihaknya juga akan melakukan kegiatan-kegiatan pengamanan seperti setiap tahun dilakukan saat menjelang hari raya, terutama yang berhubungan dengan kamseltibcarlantas (keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas).
Salah satu perhatian Kapolda jelang hari raya adalah masalah kondisi cuaca yang masih ekstrim.
“Di Sulut tidak ada jalur alternatif, tidak ada jalan lain. Jika ada jalur putus akibat bencana, maka akan terjadi kemacetan yang sangat panjang,” katanya. Untuk itu, Beliau sudah perintahkan Karo Ops Poda Sulut agar berkoordinasi dengan Dinas PU, guna memetakan daerah rawan longsor. Kapolda minta di daerah rawan longsor agar bisa disiagakan alat berat bersama operatornya.
“Mari kita jaga kondusifitas, mari semua bekerja sama, bersinergi untuk mempertahankan bahwa Sulut adalah barometer keberagaman kerukunan di Indonesia,” pungkas. (***/risatsanger)
Manado – Dua Minggu jelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Polda Sulut menggelar rapat koordinasi terkait persiapan pengamanan Hari Raya yang dikemas dalam Operasi Ramadniya 2017.
Rakor persiapan ini dipimpin langsung Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Bambang Waskito, dan diikuti oleh Wakapolda Sulut Brigjen Pol Brigjen Pol Drs. Refdi Andri, MSi para pejabat utama Polda dan seluruh instansi terkait lainnya diantaranya TNI, Pemerintah Daerah, BUMN dan organisasi kemasyarakatan, di aula Tribrata Polda Sulut, Selasa (13/6/2017).
Kegiatan ini menurut Kapolda sebagai agenda rutin dalam rangka pemantapan dan koordinasi lintas sektor, dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri tahun 2017.
“Kita lebih cenderung untuk operasi tahun ini kita mewaspadai tindakan radikal terorisme. Karena Sulut letaknya paling dekat dengan Filipina,” ujar Kapolda.
Hal tersebut katanya, disebabkan adanya gejolak di Marawi Filipina yang efeknya bisa saja sampai ke perbatasan Indonesia yang ada di Sulawesi Utara.
“Walaupun kita sudah melakukan penebalan pasukan di Polsek, empowering atau pemberdayaan masyarakat nelayan, kita juga cek pulau terpencil, namun kita juga harus waspada mungkin siapa tau sudah ada gerakan-gerakan sebelumnya,” jelas Kapolda.
Namun demikian, pihaknya juga akan melakukan kegiatan-kegiatan pengamanan seperti setiap tahun dilakukan saat menjelang hari raya, terutama yang berhubungan dengan kamseltibcarlantas (keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas).
Salah satu perhatian Kapolda jelang hari raya adalah masalah kondisi cuaca yang masih ekstrim.
“Di Sulut tidak ada jalur alternatif, tidak ada jalan lain. Jika ada jalur putus akibat bencana, maka akan terjadi kemacetan yang sangat panjang,” katanya. Untuk itu, Beliau sudah perintahkan Karo Ops Poda Sulut agar berkoordinasi dengan Dinas PU, guna memetakan daerah rawan longsor. Kapolda minta di daerah rawan longsor agar bisa disiagakan alat berat bersama operatornya.
“Mari kita jaga kondusifitas, mari semua bekerja sama, bersinergi untuk mempertahankan bahwa Sulut adalah barometer keberagaman kerukunan di Indonesia,” pungkas. (***/risatsanger)