Amurang – Meski Minahasa Selatan (Minsel), khususnya transportasi kota kecil di anugerahi penghargaan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI. Pada kenyataanya, pusat kota Amurang, khususnya transportasi angkutan umum masih marak terminal bayangan.
Sontak hal ini terus menuai sorotan masyarakat, terkait pengelolaan Terminal Amurang yang dinilai belum maksimal. Buktinya hingga saat ini persoalan Terminal Bayangan masih saja menghiasi diberbagai sudut Kota Amurang.
Para sopir dinilai enggan menunggu penumpang di Terminal yang sudah disiapkan tersebut. Hal ini dikarenakan ketidak tegasan Dinas Perhubungan (Dishub) Minsel, khususnya kepala terminal Amurang yang tidak tegas, ketus Ferry Mohede, pemerhati pemerintahan dan politik Minsel ini.
“Bahkan dinilai Dishub Minsel terkesan tutup mata dengan fenomena terminal bayangan tersebut,” tandas Mohede.
Lanjut Mohede berharap kedepan hal ini dapat dibenahi, itu-pun kalau ada teguran keras dari atasan jika ingin membenahi tranportasi di Minsel lebih baik kedepan.
Sementara itu, Kepala Dishub Minsel Ishak Rey menyatakan, belum lama ini sudah melakukan penyegaran pada petugas Dishub Minsel. Selain itu, hal ini terjadi akibat banyaknya penumpang yang tidak lagi ingin naik ke terminal.
“Ini juga ditambah dengan maraknya taksi gelap yang hampir setiap saat, mengambil penumpang di jalan Trans Sulawesi, sehingga para sopir meminta kebijakan kepada bawahan saya, agar mereka boleh mengambil penumpang di pertigaan lampu merah,” kata Rey. (sanlylendongan)
Amurang – Meski Minahasa Selatan (Minsel), khususnya transportasi kota kecil di anugerahi penghargaan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI. Pada kenyataanya, pusat kota Amurang, khususnya transportasi angkutan umum masih marak terminal bayangan.
Sontak hal ini terus menuai sorotan masyarakat, terkait pengelolaan Terminal Amurang yang dinilai belum maksimal. Buktinya hingga saat ini persoalan Terminal Bayangan masih saja menghiasi diberbagai sudut Kota Amurang.
Para sopir dinilai enggan menunggu penumpang di Terminal yang sudah disiapkan tersebut. Hal ini dikarenakan ketidak tegasan Dinas Perhubungan (Dishub) Minsel, khususnya kepala terminal Amurang yang tidak tegas, ketus Ferry Mohede, pemerhati pemerintahan dan politik Minsel ini.
“Bahkan dinilai Dishub Minsel terkesan tutup mata dengan fenomena terminal bayangan tersebut,” tandas Mohede.
Lanjut Mohede berharap kedepan hal ini dapat dibenahi, itu-pun kalau ada teguran keras dari atasan jika ingin membenahi tranportasi di Minsel lebih baik kedepan.
Sementara itu, Kepala Dishub Minsel Ishak Rey menyatakan, belum lama ini sudah melakukan penyegaran pada petugas Dishub Minsel. Selain itu, hal ini terjadi akibat banyaknya penumpang yang tidak lagi ingin naik ke terminal.
“Ini juga ditambah dengan maraknya taksi gelap yang hampir setiap saat, mengambil penumpang di jalan Trans Sulawesi, sehingga para sopir meminta kebijakan kepada bawahan saya, agar mereka boleh mengambil penumpang di pertigaan lampu merah,” kata Rey. (sanlylendongan)