Badoa ketika menerima aduan sejumlah orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73
Bitung – Aduan sejumlah orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73 terkait pernyataan anggota DPRD Kota Bitung, Alexander Wenas dalam hearing, Rabu (7/10/2015) lalu diterima langsung oleh Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Bitung, Nabsar Badoa, Kamis (8/10/2015).
Para orang tua siswa merasa tersinggung dengan pernyataan Wenas yang menganggap remeh aspirasi yang mereka sampaikan terkait aksi mogok guru honorer karena gaji mereka belum dibayar selama tiga bulan yang berimbas pada aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut.
“Pak Wenas terkesan tak peduli dengan aduan kami karena menganggap kami bukan bagian dari Dapilnya dan tak ikut memilihnya dalam Pilcaleg lalu. Padahal setahu kami, ketika duduk sebagai anggota DPRD tak ada lagi istilah Dapil dan harus membela semua kepentingan masyarakat tanpa membeda-bedakannya,” kata salah satu orang tua siswa, Yuliana Damal.
Damal menilai, Wenas tak pantas menjadi anggota DPRD Kota Bitung, karena hanya mementingkan masyarakat yang memilihnya dalam Pilcaleg. Sedangkan mereka mengadu karena prihatin dengan aktifitas belajar mengajar di SD Negeri Impres 10/73 terganggu dan perlu perhatian dari anggota DPRD.
Sementara itu, Badoa yang menerima aduan para orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73 mengaku akan segera menindaklanjuti dengan memanggil Wenas untuk dimintai klarifikasi terkait pernyataannya di hearing.
“Namun sebelumnya, kami akan mengumpulkan bukti seperti rekaman dan catatan notulen soal kronoligi pelaksanaan hearing tersebut agar kami memiliki pegangan selain aduan para orang tua siswa,” katanya.(abinenobm)
Badoa ketika menerima aduan sejumlah orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73
Bitung – Aduan sejumlah orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73 terkait pernyataan anggota DPRD Kota Bitung, Alexander Wenas dalam hearing, Rabu (7/10/2015) lalu diterima langsung oleh Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Bitung, Nabsar Badoa, Kamis (8/10/2015).
Para orang tua siswa merasa tersinggung dengan pernyataan Wenas yang menganggap remeh aspirasi yang mereka sampaikan terkait aksi mogok guru honorer karena gaji mereka belum dibayar selama tiga bulan yang berimbas pada aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut.
“Pak Wenas terkesan tak peduli dengan aduan kami karena menganggap kami bukan bagian dari Dapilnya dan tak ikut memilihnya dalam Pilcaleg lalu. Padahal setahu kami, ketika duduk sebagai anggota DPRD tak ada lagi istilah Dapil dan harus membela semua kepentingan masyarakat tanpa membeda-bedakannya,” kata salah satu orang tua siswa, Yuliana Damal.
Damal menilai, Wenas tak pantas menjadi anggota DPRD Kota Bitung, karena hanya mementingkan masyarakat yang memilihnya dalam Pilcaleg. Sedangkan mereka mengadu karena prihatin dengan aktifitas belajar mengajar di SD Negeri Impres 10/73 terganggu dan perlu perhatian dari anggota DPRD.
Sementara itu, Badoa yang menerima aduan para orang tua siswa SD Negeri Impres 10/73 mengaku akan segera menindaklanjuti dengan memanggil Wenas untuk dimintai klarifikasi terkait pernyataannya di hearing.
“Namun sebelumnya, kami akan mengumpulkan bukti seperti rekaman dan catatan notulen soal kronoligi pelaksanaan hearing tersebut agar kami memiliki pegangan selain aduan para orang tua siswa,” katanya.(abinenobm)