Yogyakarta – Tim Studi Pelayanan Yogyakarta-Jakarta Pemuda Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), menyempatkan berdialog dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diwakili Kepala Kesatuan Bangsa (Kesbang) Propinsi Yogyakarta, Drs Murphih Antoro Nugroho.
Dialog yang berlangsung sekitar dua jam membicarakan banyak hal tentang Yogyakarta, di bidang pemerintahan, sosial masyarakat, budaya dan pariwisata.
Kepala Kesbang mengatakan, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan HB X sangat menghargai pluralisme , semua golongan diterima dengan baik di Yogyakarta dan memperlakukan semua agama sama. Para pendatangpun termasuk yang studi di Yogyakarta tetap mendapat perhatian, “yang penting sudah tinggal di sini sudah dianggap warga Yogyakarta,” jelas Murphih.
Ketika disinggung mengenai penanganan Pedagang Kaki Lima yang menjamur di Yogyakarta, Murphi mengatakan, keberadaan PKL tidak mengganggu karena semua sudah diatur, sudah ada tempat-tempat khusus buat PKL, “mereka (PKL) harus ada, karena PKL adalah salah satu penopang berkembangnya industri kerajinan dan pariwisata.
Pantauan beritamanado, suasana kondusif dan nyaman di Yogyakarta menjadikan daerah ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dian Naray, peserta tim studi menyatakan, sangat kagum dengan industri pariwisata daerah ini, “masyarakat dan pemerintah Yogyakarta bersinergi memajukan pariwisata, ternyata benar Yogyakarta is Never Ending Asia, ” kata Dian terkagum-kagum.
Diketahui, DIY Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata nomor dua di Indonesia sesudah Pulau Dewata Bali. Banyak obyek wisata di daerah ini yang sudah mendunia seperti, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan kawasan Malioboro yang menjadi sentra industri kerajinan daerah Yogyakarta. (JRY)
Yogyakarta – Tim Studi Pelayanan Yogyakarta-Jakarta Pemuda Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), menyempatkan berdialog dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diwakili Kepala Kesatuan Bangsa (Kesbang) Propinsi Yogyakarta, Drs Murphih Antoro Nugroho.
Dialog yang berlangsung sekitar dua jam membicarakan banyak hal tentang Yogyakarta, di bidang pemerintahan, sosial masyarakat, budaya dan pariwisata.
Kepala Kesbang mengatakan, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan HB X sangat menghargai pluralisme , semua golongan diterima dengan baik di Yogyakarta dan memperlakukan semua agama sama. Para pendatangpun termasuk yang studi di Yogyakarta tetap mendapat perhatian, “yang penting sudah tinggal di sini sudah dianggap warga Yogyakarta,” jelas Murphih.
Ketika disinggung mengenai penanganan Pedagang Kaki Lima yang menjamur di Yogyakarta, Murphi mengatakan, keberadaan PKL tidak mengganggu karena semua sudah diatur, sudah ada tempat-tempat khusus buat PKL, “mereka (PKL) harus ada, karena PKL adalah salah satu penopang berkembangnya industri kerajinan dan pariwisata.
Pantauan beritamanado, suasana kondusif dan nyaman di Yogyakarta menjadikan daerah ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dian Naray, peserta tim studi menyatakan, sangat kagum dengan industri pariwisata daerah ini, “masyarakat dan pemerintah Yogyakarta bersinergi memajukan pariwisata, ternyata benar Yogyakarta is Never Ending Asia, ” kata Dian terkagum-kagum.
Diketahui, DIY Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata nomor dua di Indonesia sesudah Pulau Dewata Bali. Banyak obyek wisata di daerah ini yang sudah mendunia seperti, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan kawasan Malioboro yang menjadi sentra industri kerajinan daerah Yogyakarta. (JRY)