Manado — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulut mengimbau pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai kenaikan ganda harga bahan kebutuhan pokok.
Kenaikan terjadi sebagai imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan musim hujan.
“Kenaikan harga BBM berimbas pada kenaikan harga berbagai jenis sembako. Sebelum harga BBM naik harga sudah naik duluan jadi ketika harga BBM sudah naik, para pedagang kembali menaikkan harga,” kata Ketua Harian YLKI Sulut, Torry Kojongian, Jumat (19/12) lewat rilisnya pada BeritaManado.
Pemerintah di daerah menurutnya, harus mengambil langkah-langkah pengawasan dan jangan sampai kejadian seperti ini terus bertahan hingga merugikan kalangan konsumen masyarakat secara luas. Kenaikan harga BBM bersubsisi juga dipastikan akan memicu terjadinya inflasi sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
“Kalau bisa sebaiknya pemerintah melakukan operasi pasar sebagai antisipasi kenaikan sembako yang berlebihan. Karena kondisi itu saat ini telah dimanfaatkan oleh sebagian kalangan yang sangat merugikan masyarakat luas,” tukasnya.
Kojongian menambahkan sebaiknya demikian, karena harga BBM bersubsidi telah naik, pemerintah harus mengambil langkah-langkah antisipasi agar masyarakat tidak mengalami kegurian berlipat ganda seperti yang terjadi saat ini.
“Harga sembako telah naik, termasuk cabai yang harganya sudah di atas batas kewajaran,” katanya.
Seharusnya, kenaikan harga BBM bersubsidi diawali dengan penataan ekonomi masyarakat, kemudian pengawasan ketat di berbagai sektor.
“Saat ini yang terjadi justru, langkah-langkah antisipasi pemerintah kian lemah karena sudah mengumumkan kenaikkan harga BBM. Alhasil banyak pihak yang kemudian memanfaatkan situasi tersebut, salah satunya melakukan penimbunan yang akhirnya merugikan masyarakat luas,” tutupnya. (*/Ady Putong)