MANADO – Rencana Pemprov untuk membangun bandar udara baru di Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan, hampir pasti mustahil terwujud. Syarat jarak antar bandara minimal 6 jam perjalanan darat dan anggaran 4 sampai 5 triliun rupiah untuk pembangunan bandara sulit terealisasi, apalagi Bandara Samratulagi hingga kini belum Break Event Point (BEP).
Terungkap dari penjelasan Ketua Komisi V DPR-RI, Yasti Supredjo-Mokoagow kepada Berita Manado usai pelantikan pengurus KONI Sulut, di Hotel Gran Puri, Selasa (25/01) sore.
Menurut Bendahara Umum Partai Amanat Nasional ini, pembangunan bandara baru di Kecamatan Tatapaan-Minsel hanya bisa terwujud apabila ada investor yang mau membeli Bandara Samratulangi, kemudian membangun bandara lain dengan sistem ruislag.
“Anggaran pembangunan bandara 4 sampai 5 triliun rupiah dan itu bukan dari APBN. Konkritnya jika ada investor yang mau ruislag, bisa dibangun disana,” ujar Yasti.
Disinggung wartawan, pernyataan pihak Pemprov segera membangun bandara di Kecamatan Tatapaan, Yasti menampiknya, “yang lalu Pak Gubernur, baru memasukkan permohonan studi, dana studi nanti tahun 2012, nah, sambil studi kita bisa cari investor,” paparnya.
Sejauh ini menurut Yasti, Pemprov baru menawarkan pihak maskapai penerbangan Lion Air untuk membeli Bandara Samratulangi. (JRY)