Pakar budaya Minahasa Fendy Parengkuan
Manado – Budaya Minahasa menurut sebagian kalangan termasuk lembaga keagamaan tertentu dicap sebagai praktek yang bernuansa mistik.
Namun pakar budaya Minahasa Fendy Parengkuan dengan tegas mengatakan bahwa yang bilang demikian adalah berdosa.
Menurutnya ada bukti-bukti sejarah dimana para leluhur orang Minahasa sudah mempraktekkan nilai-nilai religius yang tinggi, sehingga ketika agama masuk dengan mudahnya dapat dietrima oleh nenek moyang zaman dahulu.
“Para leluhur punya peradaban yang cukup tinggi. Itu terbukti dengan adanya filosofi kehidupan yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai situasi,” ungkap Parengkuan, Jumat (28/11/2014) lalu dalam Seminar Budaya di Manado. (frangkiwullur)
Berikut ini beberapa filosofi leluhur orang Minahasa:
- Sapakem si kayobaan anio’, tana’ta im waya, a si endo makasa, sa me’em si Ma’api, wetengan e patu’usan, wetengan ang kayoba’an, tumani o kumeter, mapar e waraney, akad se tu’us tumou o tumou tou. Artinya: Adapun dunia ini, adalah milik kita bersama, sehingga suatu waktu kelak, bila datang perkenan Tuhan, bagilah wahai warga terhormat, bagilah dunia ini, garaplah dan pertahankan, perluas dan kuasailah wahai pemberani, sampai akhirnya anak cucu bertahan hidupnya dan saling menghidupkan).
- Sa kita esa, sumerar kita, sa kita sumerar, esa kita, tumani o tountumuwu am waya, sapake’ em palated, sarun sia. En atemu karengan pute ang kakete i watu anio’, ambisake’ eng kateka’annu, mapat ko. Ta’an kawisake, we’emio’ an deken em pused e Apo. Artinya: Kalau kita benar-benar bersatu, marilah menyebar, kalau kita sudah memencar, ingat kita ini satu asalnya, berupayalah merintis dan hidup mandirilah kita, apapun yang menghadang, hadapilah dengan kesungguhan hati, hatimu haruslah sekeras batu cadas ini. Namun sampai kapanpun, berilah hati dan pikiranmu berpusat kepada Tuhan.
Baca juga:
- 2016, Pemkab Minahasa Canangkan Tahun Budaya
- Yang Bilang Budaya Minahasa Mistik Berdosa!
- Tradisi Leluhur Minahasa Nyaris Punah