Ratahan – Menyadari akan pentingnya untuk meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan umat, Paroki St. Lukas Ratahan menggelar pertemun umat dan menggelar berbagai kegiatan perlombaan. Kegiatan yang dirangkaikan dengan Perayaan Ekaristi tersebut dilaksanakan di halaman depan Kantor Bupati Minahasa Tenggara, Minggu (5/6/2016).
Perayaan Ekaristi yang mengawali rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh komponen umat pusat paroki dan stasi se-Kabupaten Minahsa Tenggara dipimpin oleh Pastor Paroki Leksi Nangoy Pr.
Dalam khotbahnya, Pastor Leksi Nangoy mengangkat pembacaan yang bernuansa kematian. Namun yang ditekankan dari ketiga bacaan tersebut tidak hanya sekedar berbicara mengenai kuasa Tuhan atas kematian itu sendiri. Namun lebih daripada itu adalah mengutamakan persaudaraan dengam totalitas sebagai umat dan anggota masyarakat. Dalam persaudaraan yang ada, justeru disitu terletak kuasa Allah sendiri dengan berbuat sesuatu terhadap kebutuhan umat dan masyarakat.
“Satu hal yang disadari bahwa persekutuan umat sangatlah penting untuk terus diupayakan melalui berbagai kegiatan positif. Pertemun ini juga diharapkan dapat membangun kerjasama di seluruh bidang pelayanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan iman seluruh umat Katolik di Minahasa Tenggara,” ungkap Pastor Leksi Nangoy.
Ditambahkannya, perlombaan yang dilasanakan yaitu paduan suara, memasak nasi goreng dan merangkai bunga. Paduan suara terdiri dari unsur kategorial anak-anak, remaja, OMK, Kaum Bapa, Kaum Ibu dan Lansia. Untuk Lomba Memasak Nasi Goreng menariknya akan diikuti oleh Kaum Bapa.
Adapun kriteria lomba yang akan inilai yaitu mulai dari memasang konfor, tapis beras, proses memasak hingga penyajian di meja. Takaran beras ditentukan sebanyak 2 liter dan komposisi bumbu dan dekorasi menu disesuaikan dengan keahlian msing-masing peserta. Penilaian utama lomba ini terletak pada unsur kebersihan. Peserta juga diharuskan memakai seragam ala koki atau juru masak.
Sementara untuk Lomba Merangkai Bunga diikuti oleh kategorial Kaum Ibu atau WKRI dengan memakai seragam. Bahan-bahan diambil dari stasi atau wilayh rohani masing-masing.
“Walaupun kegiatan lomba ini hanya sederhana namum intinya yang diutamakan disini adalah umat bisa saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi yang terjalin akrab ini jika secara rutin dilaksanakan pasti akan membawa sebuah perubahan di tengah-tengah kehidupan umat. Maka dari itu kegiatan serupa akan dilaksanakan setip tahun,” tandas mantan Pastor Paroki Stela Maris Bitung ini.
Dari tiga kompetisi bernuansa rekreatif tersebut, Lomba Memasak Nasi Goreng adalah yang paling ramai ditonton. Daya tarik utamanya adalah peserta lomba itu sendiri yang terdiri dari bapk-bapak. Meski pada umumnya tidak terbiasa di dapur akan tetapi proses pembuatan hidangan berlangsung dengan cekatan karena harus berpatu dengan waktu yang ditentukan. (frangkiwullur)