Manado – Harga cengkih di Kota Manado, Sulawesi Utara(Sulut) menguat berkisar empat persen saat bulan suci Ramadhan, menyusul kurangnya penjualan oleh petani kepada pedagang. “Sebelum Ramadhan harga cengkih hanya sekitar Rp84 ribu per Kg, tetapi pada pekan pertama berlangsungnya bulan puasa, harga cengkih naik ke kisaran Rp87.500 per Kg atau naik sekitar empat persen,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan, Rabu (25/7).
Kenaikan harga cengkih tersebut, kata Sanny, karena pasokan dari petani ternyata tidak sebesar yang diperkirakan pedagang, sementara permintaan konsumen cengkih seperti pabrik rokok tetap tinggi. “Karena permintaan yang lebih tinggi ketimbang penawaran dari produsen, dalam hal ini petani, maka harga cengkih secara perlahan kembali menguat ke posisi harga tertinggi Rp87.500 per Kg,” kata Sanny.
Joppy, petugas pemantau harga Disperindag Sulut, mengatakan, para pedagang mengakui, produksi cengkih petani Sulut tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya. “Awalnya para pedagang yakin produksi cengkih Sulut cukup banyak, tetapi setelah panen berlangsung di beberapa daerah, ternyata hasilnya sangat sedikit, karena itu harga kembali bergerak naik,” kata Joppy.
Forum Solidaritas Petani Cengkih(FSPC) Sulut optimistis harga cengkih akan terus menguat mencapai titik tertinggi, karena tren harga saat panen berada di atas Rp84 ribu. “Tahun lalu, saat panen cengkih berlangsung harga cengkih hanya di kisaran Rp50 ribu, tetapi kemudian bisa melonjak hingga di atas Rp200 ribu beberapa bulan kemudian, pada panen tahun ini harga di atas Rp84 ribu, berarti harganya optimistis bisa naik tinggi seperti waktu lalu,” ketua FSPC Sulut, Franklin Singal.(niel)