Proses fogging atau pengasapan.(foto: ist)
Airmadidi-Anggapan masyarakat bahwa fogging atau proses pengasapan dapat memberantas perkembangan nyamuk Aedes Agepty, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), rupanya tidak sepenuhnya benar.
Bahan kimia yang disebar untuk mengusir nyamuk tersebut malah sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena beresiko menimbulkan penyakit berbahaya seperti kanker.
“Kadang warga ingin petugas mekakukan fogging rutin setiap minggu di wilayah yang ada kasus DBD. Padahal itu tidak baik dilakukan. Bahan kimia dalam asap yang disebar, bila terlalu banyak kasus ke tubuh manusia bisa memicuh kanker,” ujar Kepala Seksi Penyebaran Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan (Dinkes) Minut dr Joice Katuuk MKes Rabu (18/2/2015).
Masuknya bahan kimia ke dalam tubuh, lanjut Katuuk, bisa melalui mulut (tertelan), ataupun hidung. “Kalau ada makanan di dalam rumah yang terkena asap dari proses fogging baiknya tidak usah di makan lagi. Itu baik makanan masak ataupun mentah seperti sayuran, cabe, tomat dan lainnya, kalau sudah kena semprotan fogging jangan dimakan. Baiknya, setelah fogging dilakukan, segera ganti seprei tempat tidur, sarung bantal dan guling untuk mencegah terhirupnya bahan kimia fogging yang tertempel di sprei, sarung bantal dan guling sebelumnya,” tambah Katuuk.
Ditambahkan Katuuk, fogging hanya mengusir nyamuk selama beberapa jam. Fogging juga tidak mampu membunuh jentik-jentik nyamuk di air. “Cara yang paling tepat adalam dengan membersihkan lingkungan dan melakukan gerakan Menguras, Mengubur, dan Menutup Plus (3M+),” tutup Katuuk.(Finda Muhtar)