Bitung – Puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Masata menggelar aksi di depan Kantor PD Bangun Bitung di Rusunawa Wangurer Kota Bitung, Jumat (5/8/2016).
Aksi itu digelar seiring munculnya surat dari Plt Direktur PD Bangun Bitung, Vicky Sangkaeng yang meminta warga Masata mengosongkan Rusunawa per tanggal 5 Agustus 2016.
“Kami siap untuk meninggalkan Rusunawa sesuai permintaan Plt Direktur PD Bangun Bitung dan warga juga sudah berkemas. Tapi pertanyaanya kemana kami akan tinggal pasca digusur dari lokasi yang diklaim Pemkot adalah lahan untuk KEK,” kata salah satu perwakilan warga, Elsi Limpele.
Menurutnya, Pemkotlah yang menempatkan mereka di Rusunawa sehingga harus bertanggungjawab terhadap 50an warga Masata yang dipaksa mengosongkan lahan KEK tanggal 5 Februari lalu.
“Kami hanya meminta kepastian dari Pemkot, karena dari awal Pemkotlah yang menempatkan kami di Rusunawa untuk sementara sambil mencari solusi. Makanya kami meminta tanggungjawab Pemkot,” katanya.
Elsi menyatakan, selama enam bulan ditempatkan di Rusunawa, tak ada uluran tangan dari pemkot untuk membantu. Padahal warga dipindahkan tak membawa apa-apa sehingga harus survive selama menempati Rusunawa.
“Bantuan berupa makanan tak pernah diberikan, padahal sebagian besar warga Masata yang digusur bermata pencaharian petani dan nelayan. Dan ketika digusur otomatis kami kehilangan mata pencaharian, tapi Pemkot tak peduli,” katanya.
Sementara itu, pihak PD Bangun Bitung sendiri enggan untuk memberikan keterangam terkait aksi itu. Sejumlah staf yang berada di Kantor PD Bangun Bitung menolak untuk diwawancarai.(abinenobm)