Jakarta, BeritaManado.com – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI 2022, resmi dibuka Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Senin (12/9/2022) di Jakarta.
Pembukaan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw selaku Ketua KONI Sulut.
Pada pembukaan Rakernas KONI, Menpora Zainudin Amali mengingatkan soal mutasi atlet.
Hal ini diungkapkan Menpora mengingat Pekan Olahraga Nasional (PON) akan diselenggarakan dua tahun lagi dan untuk kali pertama akan diselenggarakan di dua provinsi, Aceh dan Sumatera Utara.
“PON itu empat tahun sekali, saya harap ada peningkatan dari sisi prestasi maupun pelayanan tuan rumah. Untuk itu, persiapan tuan rumah jadi penting dan khusus untuk Aceh dan Sumut yang sudah ditetapkan, saya imbau untuk melaksanakan dengan sarana dan prasarana yang ada,” ujarnya.
Di sisi lain Menpora mengingatkan tentang pembinaan yang menjadi faktor penting, karena ia menilai, sering kali daerah untuk bisa mewujudkan target sebagai juara umum rela melakukan hal-hal yang tidak sehat.
“Kita kan sudah punya target besar, yakni tingkat global. Maka pembinaan itu sangat mutlak. Kalau itu dihasilkan dengan cara mengambil atlet yang sudah dibina daerah lain, dan akhirnya untuk kepentingan jangka pendek, meraih medali sebanyak-banyak itu tidak fair dan tidak sehat untuk pembinaan kita,” tutup Menpora.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman mengatakan aturan mutasi atlet itu idealnya dilakukan dua tahun sebelum pelaksanaan PON.
“Jadi dua tahun sebelum pelaksanaan PON, si atlet harus sudah pasti membela daerah mana. Tetapi sesuai dengan anjuran dan penekanan Bapak Menpora tadi, kita berupaya, mari kita lihat hasil pembinaan dari KONI-KONI Provinsi itu terhadap atletnya. Jangan setiap daerah secara instan mengambil atlet dari mereka yang sudah membina dengan kerja keras hanya untuk sekadar menambah medalinya, apalagi menjadi juara umum,” lanjutnya.
Marciano menerangkan bahwa dengan tema rakernas “Bersatu Menuju Prestasi Global” merupakan jabaran dari bersama mencetak juara.
“Jangan cuma di atas lalu diambil. Kita tak akan pernah maju. Peringkat Indonesia di Olimpiade tak akan bisa memenuhi harapan DBON (Desain Besar Olahraga Nasional, red) di mana tahun 2032 harus peringkat ke-10 dan 2044 kita harus di peringkat kelima, kalau kita masih comot sana sini atletnya. Bina atlet itu sesuai keunggulan sesuai daerah masing-masing,” kuncinya.
(***/Finda Muhtar)