Manado — Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang resmi beroperasi hari ini, setelah Wali Kota Manado Dr Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA melakukan pengguntingan pita dan penandatangan prasasti, didampingi oleh Ketua Tim Penggerak PKK kota Manado Prof Dr Julyeta Paula Lumentut-Runtuwene, Sekretaris Daerah Kota Manado Micler CS Lakat SH MH, Deputy Bisnis PT Pegadaian (Persero) Area Manado Abd Wadud Assegaf, para kepala Dinas, Dirut PD Pasar dan jajaran, para tamu undangan dan terutama para pedagang.
Selain meresmikan Pasar, Vicky Lumentut juga meresmikan fasilitas pendukung lainnya yaitu jalan masuk ke lokasi pasar.
Dalam sambutannya Vicky Lumentut mengungkapkan, Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang memiliki banyak makna, selain penggunaan kata Restorasi yang menuai tanya, juga soal pencantuman Kayu Bulan yang akhirnya melekat pada nama pasar ini.
“Kenapa Restorasi? Pasar ini akan jadi induk atau awal dari pembangunan pasar lainnya di kota Manado, yang segera itu Buha dan Tamara Mapanget. Dari sini, kita bangun Pasar yang merupakan impian kita untuk kota Manado,” ungkap Vicky Lumentut.
Lanjutnya, Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang juga akan menjadi filter bagi bahan makanan yang akan didistribusikan ke pasar tradisional lainnya di kota Manado, berbeda dengan cara yang biasa digunakan selama ini.
“Misalnya jagung, dibawa dulu disini, dibersihkan, dipacking dengan plastik untuk makanan baru didistribusikan ke pasar lain, begitu juga dengan kelapa dan lainnya,” ujar Vicky Lumentut.
Soal sampah, Vicky memastikan, hal tersebut bukanlah masalah karena ada peralatan pembakaran sampah yang sanggup membakar sampah yang dihasilkan oleh Pasar Restorasi Kayu Bulan.
“Tidak ada sampah yang keluar dari sini jadi dipastikan kebersihannya,” kata Vicky.
Pasar yang mulai dibangun pada 2016 dan selesai 2018 lalu ini akan diperluas dan ditambah fasilitasnya seperti ruang titipan anak yang sekaligus akan menjadi ruang belajar yang diatur oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Untuk orangtua, lansia, akan ada juga tempat untuk bernostalgia disini jadi pasar bukan hanya sekedar tempat jual beli tapi juga tempat bersilaturahmi,” ucap Vicky.
Selain itu, pasar yang awalnya bernama Pasar Restorasi Malalayang ini, kini ditambah menjadi Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang, berdasarkan informasi yang diterima Vicky Lumentut dari para tokoh adat Bantik.
“Ternyata Kayu Bulan itu bahasa Bantik. Jadi kita tetap lestarikan bahasa Bantik, kita pakai Kayu Bulan,” kata Vicky.
Saat peresmian, tercatat ada 124 pedagang yang telah terdaftar secara resmi untuk berdagang di Pasar Restorasi Kayu Bulan Malalayang, sehingga Vicky Lumentut mengingatkan untuk tetap mengikuti semua aturan yang ada, termasuk menjaga kebersihan Pasar.
“Orang akan kembali berbelanja disini kalau bersih. Kita mau pasar tradisional kita tidak beda jauh dengan modern sehingga mari kita wujudkan sama-sama. Apalagi para pedagang disini awalnya kan belum bayar retribusi, bahkan kami subsidi sampai stabil keuntungannya. Begitu juga dengan angkot yang kita subsidi 10 liter bensin pernah hari sampai penumpang stabil,” jelas Vicky.
Pada kesempatan tersebut, PD Pasar juga melakukan penandatanganan MoU dengan Pegadaian terkait peminjaman modal kepada para pedagang.
Usai peresmian, Vicky Lumentut pun melakukan pengecekan langsung pada setiap lapak dan kios yang ada.
(sri surya)