Tataaran – Mengenang kepergian personil Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulut, almarhum Mayjen Purn Ferry FX Tinggogoy, umat Paroki Santo Antonius Padua Tataaran, bersama keluarga besar Tinggogoy mengikuti misa arwah peringatan 40 hari tutup usia tokoh umat Katolik tersebut, Sabtu (6/4) kemarin.
Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan di Paroki Tataaran dipimpin langsung oleh Uskup Manado, Mgr Josephus Suwatan MSC. 40 hari telah berlalu, namun kesedihan dan kehilangan masih dirasakan oleh umat Tataaran.
Semasa hidupnya, Tinggogoy tak pernah lelah membantu terselenggaranya pembangunan gereja dan program-program umat lainnya. Uskup Manado dalam khotbahnya menekankan peran Tinggogoy dalam pembangunan berbagai fasilitas untuk kebutuhan umat Kristiani di Keuskupan Manado.
Tinggogoy merupakan figur umat Katolik yang taat, rendah hati, dan dermawan. “Tinggogoy semasa hidup telah membaktikan diri bagi umat Katolik Keuskupan Manado. Salah satunya, adalah tempat re-treat yang merupakan bukti nyata kepedulian beliau dan juga Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) bagi Keuskupan Manado.
Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga baginya, tempat kediaman yang kekal. Kehendak Bapa, yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, beroleh hidup kekal, dan dibangkitkan pada akhir zaman,” kata Suwatan.
Nampak hadir dalam Misa Arwah tersebut keluarga besar Tinggogoy di Tataran, kerabat dekat, Pastor Paroki Tataaran, Pastor Dr Joseph Ansow Pr dan tokoh-tokoh umat serta seluruh umat Tataaran yang ikut merasa ditinggalkan oleh almarhum.
Misa arwah yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini semakin khusuk dan khidmat dengan lantunan lagu-lagu dari Paduan Suara (PS) Saint Anthony Youth Choir dari Mudika Tataaran.
Tinggogoy telah banyak berjasa bagi bangsa dan Negara khususnya, Sulawesi Utara. Tinggogoy tak kenal lelah mengemban tugas yang dipercayakan kepadanya semasa menjadi anggota militer, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulut, Anggota DPD-RI.
Dia merupakan sosok yang dekat dengan keluarga, ramah kepada masyarakat, dan anggota Gereja yang baik. Karya dan bakti Tinggogoy tentu akan selalu dikenang oleh seluruh masyarakat Sulawesi Utara, khususnya Tataaran.
Peringatan 40 hari meninggalnya Tinggogoy diakhiri dengan santap siang bersama di Aula Paroki bersama Uskup Manado, Keluarga, dan seluruh umat Tataaran. (*/aha)