
Langowan, BeritaManado.com — Sukacita dirasakan oleh Umat Katolik Paroki St. Petrus Langowan atas Beatifikasi Pastor Juan Alonso Fernandez MSC, Jumat (23/4/2021) akhir pekan ini.
Ungkapan sukacita tersebut terlihat saat perayaan sabda dan komuni kudus di Gereja Katolik Paroki St. Petrus Langowan yang dipimpin oleh Suster Nikolin DSY, Minggu (25/3/2021).
Dalam Ibadah di Gereja Paroki St. Petrus Langowan, umat dari Wilayah Rohani St. Matius Rasul menyisipkan ungkapan sukacita dengan mendekorasi bagian depan altar dengan aneka jenis bunga Krisan, Aster dan Mawar di depan foto berukuran 20 R dari Beato Juan Alonso Fernandez MSC.
Dalam renungannya, Suster Nikolin menekankan pewartaan sabda Tuhan mengenai sosok gembala yang baik.
“Yesus adalah pribadi ilahi sekaligus juga gembala yang baik. Ia telah rela memberikan nyawanya untuk keselamatan banyak oang. Demikian pula dengan Beato Juan Alonso Fernandez MSC yang dalam keseluruhan hidupnya termasuk saat melayani umat di Paroki Langowan tahun 1963 – 1965, telah menunjukkan totalitas dan pemberian diri yang tulus,” ungkap Suster Nikolin/
Ditambahkannya, di akhir hidupnya setelah kembali lagi ke Guatemala, Beato Juan Alonso Fernandez MSC ditembak mati oleh rezim militer di wilayah Barraca (Quiche) pada 15 Februari 1981 demi mempertahankan komitmennya yang kuat untuk mewartakan cinta Tuhan.
Pada bagian lain, Ketua Wilayah Rohani St. Matius Rasul Frelly Tulangow menuturkan bahwa secara pribadi dan tentu saja sebagai pemimpin umat, merasa bangga dengan adanya seorang Beato dari kalangan para imam yang dahulu pernah melayani umat di Langowan.
“Kami mendekorasi altar ini dengan berbagai warna dan jenis bunga sebagai ungkapan cinta serta penghormatan kami terhadap sosok pemberani yang dahulu pernah melayani umat di Langowan. Namun ini semua juga didasari akan cinta kami akan Hati Yesus Yang Maha Kudus yang senantiasa memberikan kami kekuatan iman,” ujar Kektua Wilayah Rohani St. Matius Rasul Frelly Tulangow.
Saat memimpin sejumlah umat saat bertugas mengambil bagian dalam pelaksanaan Ibadah Syukur tersebut, Frelly Tulangow menuturkan bahwa secara pribadi dirinya tidak mengetahui banyak hal tentang sosok Beato Juan Alonso Fernandez MSC.
Namun demikian, dengan menjadi seorang Beato, menurutnya hal itu sepantasnya menjadi kebanggaan bagi seluruh lapisan umat yang ada di Paroki St. Petrus Langowan, mulai dari pusat paroki hingga ke Stasi-stasi.
“Kita selayaknya merasa bangga dengan Beato Juan Alonso Fernandez MSC yang dahulu pernah berada di tengah-tengah umat. Semoga semangat dan darah kemartirannya dapat menumbuhkan benih-benih misi panggilan menjadi imam di tengah-tengah umat Paroki St. Petrus Langowan dan Keuskupan Manado pada umumnya.
Adapun bukti otentik keberadaan jejak Pastor Juan Alonso Fernandez MSC yaitu dengan adanya 72 catatan baptisan antara tahun 1963 – 1965 atas nama imam MSC berkebangsaan Spanyol ini.
Sekilas mengenai sejarah kehidupan dan pelayanannya, Beato Juan Alonso Fernandez, MSC lahir di Cuerigo (Asturias/Spanyol) tanggal 29 November 1933.
Ia masuk sekolah apostolik MSC di Valladoid tahun 1947 dan Novisiat di Canet de Mar (Barcelona) tahun 1952.
Mengikrarkan kaul-kaul religius 8 September 1953 dan ditahbiskan imam di Logrono 11 Juni 1960 dan tahun yang sama ini ia pergi ke El Quiche, Guatemala.
Tahun 1963 – 1965, misionaris MSC yang familiar dengan panggilan Pastor Alonso ini ditugaskan ke Minahasa dengan penempatan di Paroki St. Fransiskus de Salles Kokoleh (wilayah Kabupaten Minahasa Utara saat ini).
Dalam menjalankan misi pelayanannya, jejak Pastor Alonso juga terdapat di Paroki St. Petrus Langowan dengan 72 baptisan, Paroki Hati Kudus Yesus Sonder, Paroki St. Lukas Ratahan khususnya Stasi Santa Maria Belang dan St. Fransiskus Xaverius Watuliney, Paroki St. Antonius Padua Tataaran dan Paroki St. Yohanes Penginjil Laikit.
Secara fisik, Pastor Alonso memiliki postur tubuh yang kekar dan sanggup mengangkat motor saat menyeberangi jalan yang terendam air dan perahu kecil ketika menyeberangi sungai.
Ia juga memiliki kekuatan emosional untuk menjalankan tugas pelayanannya dimana ia ditempatkan.
Bahkan, Pastor Alonso juga pernah meminta kepada pimpinan Tarekat MSC agar ia bisa ditugaskan di tempat yang lebih sulit.
Setelah bermisi di Minahasa (Keuskupan Manado), Pastor Alonso kembali lagi ke El Quiche Guatemala untuk melayani umat yang saat itu berada dalam situasi genting akibat rezim militer yang kejam.
Sebelum Pastor Alonso, rezim militer juga telah membunuh dua rekan MSC lainnya yaitu Pastor Jose Maria Gran Cirera pada 4 Juni 1980 serta Pastor Faustino Villanueva Villanueva MSC pada 10 Juli 1980.
Di akhir hidupnya, Beato Juan Alonso Fernandez MSC dibunuh dengan cara ditembak mati di wilayah Barraca (Quiche) Guatemala pada 15 Februari 1981 oleh rezim militer di negara yang berada di wilayah Amerika Tengah itu karena komitmennya yang sangat kuat untuk tetap memberitakan Cinta Kasih Yesus Kristus.
(Frangki Wullur)