
Manado – Ketua Komisi B bidang perekonomian daerah, Ravani Parasan berpandangan bahwa di tahun 2016 ini PD Pasar sewajibnya berperan serta dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal ini mengingat, beberapa tahun terakhir, PD Pasar tidak menyetorkan PAD, karena pengeluaran belanja karyawan tidak sebanding dengan kinerja dan pemasukan yang ada.
“Telalu banyak karyawan di PD Pasar. Saat ini saja, ada 255 karyawan. Padahal, wajarnya 120 orang saja sudah cukup untuk mengelola pasar-pasar tradisional di Manado. Jadi sebaiknya pengurangan karyawan perlu dilakukan,” kata Parasan.
Menurutnya, dengan adanya pengurangan karyawan berdapak pada pengeluaran gaji karyawan yang saat ini terhitung kurang lebih 700 juta perbulannya.
“Jika karyawannya dikuragi setengah dari yang ada sekarang, bayangkan saja berapa pengurangan dari pengeluaran gaji. Setidaknya menghemat 350 juta perbulan. Kalau dikalikan 12 bulan, berarti PD Pasar melakukan penghematan sebesar 4,2 miliar. Dan itu bisa menjadi PAD,” ungkap ketua DPD Hanura Sulut ini.
Selain itu, dengan adanya pemberian insentif bagi dewan direksi yang mencapai 8,5 juta rupiah perbulanmnya, dipandang terlalu besar, dan tidak sebanding dengan hasil kerja yang ditunjukkan saat ini.
“Ini pasar-pasar masi sembraut. Penataannya sangat kurang maksimal. Kalau diberikan insentif sampai 8,5 juta, perlu ditinjau kembali. Jangan hanya pendapatan direksi besar, kerjanya tidak maksimal,” sindirnya.
Untuk, lanjut Parasan, ia pun menghimbau kepada Penjabat Walikota Manado untuk melakukan pengurangan jumlah karyawan dan peninjauan kembali terhadap besaran insentif dari direksi PD Pasar.
“Banyaknya jumlah karyawan karena titipan. Kan tidak bisa menghentikan yang sudah bekerja, karena harus membayar pesangon. Makanya kalau pejabat PD Pasar berganti, orang-orangnya dititipkan. Sehingga jumlah karyawan terus bertambah. Saya sarankan, baiknya pak Wali selaku owner mengurangi karyawan dan jumlah insentif bagi direksi yang saya nilai terlalu besar,” pungkasnya. (leriandokambey)