Manado – Anda pernah menggunakan jasa Bus Trans Kawanua? Atau ingatkah Anda akan kejayaan bus kuning penghantar para kontingen World Ocean Conference (WOC) 2009? Ya, itulah Trans Kawanua. Bus yang diharapkan bisa menjadi solusi kemacetan seperti Trans Jakarta ini ternyata berbeda nasib dengan saudaranya di Ibukota.
Jika Trans Jakarta semakin diperhatikan oleh pemerintah setempat, maka kenyataan sebaliknya ditunjukkan oleh pemerintah Kota Tinutuan. Trans Kawanua semakin merana. Selain keberadaan armada yang semakin berkurang setiap harinya, lihatlah halte-halte di tiap sudut kota. Sungguh tak mencerminkan kemapanan tapi justru kesemrawutan yang menunjukkan tidak adanya skala prioritas penataan transportasi kota dari dinas terkait.
So nintau (tidak tahu) ni (ini) Trans Kawanua rupa (seperti) hidup segan mati tak mau, lebe-lebe (terlebih) tu (itu) halte so (sudah) nda(tidak) jelas, rusak , kumuh malah merusak pemandangan kota, lebe merana ni Trans Kawanua – Stephen, warga Malalayang kepada BeritaManado.com, Rabu (27/11/2013).
Pengakuan para sopir Trans Kawanua yang dirangkum oleh wartawan memastikan bahwa, manajemen Trans Kawanua seakan-akan juga tak memiliki target pemasukan bahkan batas operasional armada.
“Hari ini cuma satu bus,” ujar Hence, sopir bus Trans Kawanua belum lama ini.
Lebih lanjut Hence menjelaskan jika berkurangnya armada Trans Kawanua ditentukan oleh ketersediaan solar. Tak jarang dalam satu hari tak ada Trans Kawanua yang melintas karena kesulitan solar.
Lantas apa solusinya? Kita nantikan saja gebrakan Pemerintah Kota Manado selanjutnya. (quin)?