Tomohon – Kota Bunga Tomohon yang juga dijuluki Kota Religius dan Pendidikan dikemas menjadi destinasi pariwisata. Demikian rekomendasi Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Jumat, (29/8/2014) di Walian Coffee House hasil kerjasama Komunitas Pencinta Sejarah Tomohon dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tomohon.
Koordinator Komunitas Pencinta Sejarah Tomohon Judie Turambi SH yang juga penggagas tajuk ini mengungkapkan Ini sangat relevan mengingat background historical (latarbelakang sejarah) dimulai sejak zendeling (utusan injil protestan) NZG Belanda, misionaris (utusan injil Katolik) Belanda dan para kepala walak meletakkan dasar dan berperan dalam penyebaran injil dan pendidikan di Distrik Tomohon, Distrik Kakaskasen dan Distrik Sarongsong ketika itu.
“Permulaan hingga pertengahan abad ke-19 bahkan abad-abad sebelumnya masa Spanyol dan Portugis, Tomohon sudah dikunjungi para pewarta-pewarta injil Protestan dan Katolik serta tokoh-tokoh pendidik dan peneliti. Ini menjadikan Tomohon sudah dikenal. Di bidang pendidikan dulu ada Meisjesschool (sekolah nona), Jongenschool (sekolah nyong), Kweekschool, Gubernemenscool, STOVIL, Normalscool dan lain lain,” ujarnya.
Sementara itu, Hendrikus ‘Ben’ Palar, sejarawan Katolik sebagai narasumber mengharapkan kalau kawasan-kawasan yang dulu menjadi pusat awal aktivitas penginjilan dan pendidikan seperti kawasan Gereja Sion dan eks SPBU Paslaten I, kawasan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Kolongan, Kawasan persekolahan GMIM di Kuranga dan Kaaten serta kawasan pesekolah Katolik di Paslaten II dan Kolongan supaya tetap dipertahankan dijaga dan dirawat peruntukannya.
Olehnya seluruh peserta diskusi yang turut dihadiri Walikota Tomohon Jimmy Eman SE Ak, menghendaki kawasan-kawasan yang bernilai sejarah religius dan pendidikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tomohon supaya dikemas untuk menjadi destinasi pariwisata Kota Tomohon. (Recky Pelealu)